
Sabtu, 31 Desember 2011
Minggu, 18 Desember 2011
INDAHNYA KEBERSAMAAN

Mungkin dari kalian banyak yang gak tau ini band, yah karena ini band gue sendiri. Band ini berdiri pada pertengahan tahun 2008. Band yang awalnya disiapkan hanya untuk malam perpisahan SMP akhirnya bisa bertahan sampai sekarang. Band yang bermula digawangi oleh Ayi (vokals), Mada (Vokalist-Bassist), Joe (Lead Guitar), Feri (keyboard-rhytem guitar) dan Dimas (drummer). Namun setelah lulus SMP dan Dimas pindah ke Jember posisi Drum pun berganti ke Bayu. Band ini belum punya album namun sudah menelurkan beberapa single seperti "Sendiri Ku Disini","Alone", dan "Tears and Grudge".
Selasa, 13 Desember 2011
Warkop DKI

Warkop atau sebelumnya Warkop Prambors, juga kemudian dikenal sebagai Trio DKI adalah grup lawak yang dibentuk oleh Nanu (Nanu Mulyono), Rudy (Rudy Badil), Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila, Jakarta. Mereka pertama kali meraih kesuksesan lewat acara Obrolan Santai di Warung Kopi yang merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Radio Prambors. Acara lawakan setiap Jumat malam antara pukul 20.30 hingga pukul 21.15, disiarkan oleh radio Prambors yang bermarkas di kawasan Mendut, Prambanan, Borobudur, alias Menteng Pinggir.
Dalam acara itu, Rudi Badil dalam obrolan sering berperan sebagai Mr. James dan Bang Cholil. Indro yang berasal dari Purbalingga berperan sebagai Mastowi (Tegal), Paijo (Purbalingga), Ubai atau Ansori. Kasino yang asli Gombong perannya bermacam-macam: Mas Bei (Jawa), Acing/Acong (Tionghoa), Sanwani (Betawi) dan Buyung (Minang). Nanu yang asli Madiun sering berperan sebagai Poltak (Batak) sedangkan Dono sendiri hanya berperan sebagai Slamet (Jawa).
Daftar isi
Sejarah berdirinya warkop
Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro.
Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan. Indro adalah anggota termuda, saat anggota Warkop yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.
Pertama kali Warkop muncul di pesta perpisahan (kalau sekarang prom nite) SMP IX yang diadakan di Hotel Indonesia. Semua personil gemetar, alias demam panggung, dan hasilnya hanya bisa dibilang lumayan saja, tidak terlalu sukses. Namun peristiwa di tahun 1976 itulah pertama kali Warkop menerima honor yang berupa uang transport sebesar Rp20.000. Uang itu dirasakan para personil Warkop besar sekali, namun akhirnya habis untuk menraktir makan teman-teman mereka. Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali lumayan.
Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Acara Terminal Musikal sendiri tak hanya melahirkan Warkop tetapi juga membantu memperkenalkan grup PSP (Pancaran Sinar Petromaks), yang bertetangga dengan Warkop. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan atau dibagi empat orang, setiap personil mendapat no pek go ceng (Rp 250.000).
Mereka juga jadi dikenal lewat nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktik upeti itu.
Personil
Dari semua personil Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' itu. Dono bahkan setelah lulus kuliah menjadi asisten dosen di FISIP UI tepatnya jurusan Sosiologi. Dono juga kerap menjadi pembawa acara pada acara kampus atau acara perkawinan rekan kampusnya. Kasino juga lulus dari FISIP. Selain melawak, mereka juga sempat berkecimpung di dunia pencinta alam. Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.
Era film
Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personil Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, maka mereka pun kebanjiran uang, karena tiap tahun mereka membintangi minimal 2 judul film pada dekade 1980 dan 1990-an yang pada masa itu selalu diputar sebagai film menyambut Tahun Baru Masehi dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di hampir semua bioskop utama di seluruh Indonesia.
Era televisi
Dalam era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, DKI pun lantas memulai serial televisi sendiri. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama walaupun Kasino tutup usia di tahun 1997. Setelah Dono juga meninggal di tahun 2001, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop. Sedangkan Nanu sudah meninggal tahun 1983 karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta.
Proses kreatif
Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka.
Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Salah satu staf Warkop ini kemudian menjadi pentolan sebuah grup lawak, yaitu Tubagus Dedi Gumelar alias Miing Bagito.
Saat itu Miing mengaku bahwa ia ingin sekali menjadi pelawak, dan kebetulan ia diterima menjadi staf Warkop. Kerjanya selain mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), kalau perlu melakukan pekerjaan pembantu sekalipun seperti menyetrika kostum para personil Warkop. Ini dilakukan Miing dengan serius, karena ia sadar disinilah pembelajaran profesionalitas sebuah kelompok lawak. Miing sempat ikut dalam kaset warkop dan film warkop, sebelum akhirnya membentuk kelompok lawak sendiri bersama Didin (saudaranya) dan Hadi Prabowo alias Unang yang diberi nama Bagito (alias Bagi Roto).
Diskografi (kaset)
Kaset 01 Cangkir Kopi (warkop Live di Palembang/Plaju, masih ada Nanu)
Kaset 02 Warung Tenda (masih ada Nanu)
Kaset 03 Mana Tahan
Kaset 04 Gerhana Asmara (bersama Srimulat)
Kaset 05 Pengen Melek Hukum (Indro sebagai mahasiswa penyuluh hukum, Kasino, Dono sebagai warga)
Kaset 06 Pokoknya Betul - Ke Bali (Dono dan Indro pengen ke Bali, tanya ke Kasino yang orang Bali)
Kaset 07 Semua Bisa Diatur - Lurah Indro (Indro sebagai Lurah, Dono dan Kasino sebagai warga, featuring Mi'ing sebagai rakyat / petugas RSJ)
Kaset 08 Dokter Masuk Desa (Indro sebagai dokter baru masuk desa, Dono dan Kasino sebagai warga)
Kaset 09 Makin Tipis Makin Asik (Indro sebagai pak Guru, Kasino dan Dono sebagai murid-murid)
Filmografi
Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.
Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun.
Mana Tahaaan... (1979) bersama Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi
Gengsi Dong (1980) bersama Camelia Malik, Zainal Abidin dan M. Pandji Anom
Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi dan Dorman Borisman
GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa dan Itje Trisnawati
Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz, Eddy Gombloh dan Wolly Sutinah
IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Bokir
Setan Kredit (1981) bersama Minati Atmanegara, Nasir dan Alicia Djohar
Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar dan Pietrajaya Burnama
Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan M. Pandji Anom
Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us
Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Nourma Yunita dan Us Us
Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Pong Hardjatmo dan Aminah Cendrakasih
Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us.
Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier dan Kaharuddin Syah.
Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka dan Advent Bangun
Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami dan Wolly Sutinah
Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara
Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik
Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina, Susy Bolle dan Timbul
Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok dan Didik Mangkuprojo
Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman dan Nia Zulkarnaen
Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin, Pak Ogah dan Sherly Malinton
Godain Kita Dong (1989) bersama Lisa Patsy, Ida Kusumah dan Tarsan
Sabar Dulu Doong...! (1989) bersama Anna Shirley, Pak Tile dan Eva Arnaz
Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin, Zainal Abidin dan Sally Marcellina
Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin, Sherly Malinton dan Diding Zeta
Bisa Naik Bisa Turun (1991) bersama Kiki Fatmala, Fritz G. Schadt dan Sally Marcellina
Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fortunella dan Hengky Solaiman
Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Robert Syarif dan Sally Marcellina
Salah Masuk (1992) bersama Gitty Srinita, Tarida Gloria dan Angel Ibrahim
Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari
Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati dan HIM Damsyik
Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita dan HIM Damsyik
Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina, Pak Tile dan Taffana Dewi
Acara TV
Warkop Millennium adalah sebuah sinetron di televisi yang menampilkan Warkop bersama Karina Suwandi dan Roweina Umboh.
Indro Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri oleh Karina Suwandi
Kasino Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri Roweina Umboh
Dono Berperan sebagai kakak dari Karina Suwandi sekaligus iparnya dari Indro
Kasino dan Roweina adalah tetangga dari Indro, Karina, dan Dono
Walt Disney

Walter Elias Disney atau lebih dikenal sebagai Walt Disney (lahir di Chicago, Illinois, 5 Desember 1901 – meninggal di Burbank, California, 15 Desember 1966 pada umur 65 tahun) adalah produser film, sutradara, animator, dan pengisi suara berkebangsaan Amerika Serikat. Ia terkenal akan pengaruhnya terhadap dunia hiburan pada abad ke-20. Sebagai ko-pendiri Walt Disney Productions (bersama Roy O. Disney), Disney menjadi salah satu produser film paling terkenal di dunia. seorang penerbit filem tersohor di dunia. Perusahaan yang didirikannya, kini dikenal sebagai The Walt Disney Company, kini memiliki pendapatan tahunan sekitar $ 35 miliar.
Disney terkenal sebagai produser film dan showman, dan juga inovator dalam bidang animasi dan desain taman bermain. Ia dan anak buahnya menciptakan berbagai karakter terkenal dunia, seperti Miki Tikus yang disuarakan oleh Disney sendiri. Ia telah memenangkan 26 Academy Awards dari 59 nominasi. Selain itu, Disney juga meraih 7 Emmy Awards.
1901–1937: Permulaan
Masa kecil
Walter Elias Disney lahir pada tanggal 5 Desember 1901 di 2156 N. Tripp Ave, Hermosa, Chicago, Illinois, dari pasangan Elias Disney dan Flora Call. Nenek moyang Walt Disney beremigrasi dari Gowran, Irlandia. Arundel Elias Disney, kakek buyut Disney, lahir di Kilkenny, Irlandia, pada tahun 1801, dan merupakan keturunan dari Robert d'Isigny, orang Perancis yang berkelana ke Inggris bersama William sang Penakluk tahun 1066. Nama d'Isigny di Anglikanisasi menjadi Disney.
Ayahnya, Elias Disney, pindah dari County Huron, Ontario, ke Amerika Serikat tahun 1878, untuk mencari emas di California, namun akhirnya bertani dengan orang tuanya di dekat Ellis, Kansas hingga tahun 1884. Elias bekerja untuk Union Pacific Railroad dan menikah dengan Flora Call pada 1 Januari 1888 di Acron, Florida. Keluarga mereka lalu pindah ke Chicago, Illinois, tahun 1890, tempat saudaranya Robert tinggal. Pada tahun 1906, ketika Walt masih berusia empat tahun, Elias dan keluarganya pindah ke peternakan di Marceline, Missouri, tempat saudaranya Roy baru membeli tanah. Di Marceline, Disney mengembangkan minatnya terhadap seni lukis. Salah satu tetangganya, dokter bernama "Doc" Sherwood yang sudah pensiun, membayarnya untuk menggambar kuda milik Sherwood, Rupert. Disney juga mengembangkan minatnya terhadap kereta api di Marceline.
Keluarga Disney tetap tinggal di Marceline selama empat tahun sebelum pindah ke Kansas City tahun 1911. Di sana, Walt dan adiknya Ruth masuk ke Benton Grammar School, tempat ia bertemu Walter Pfeiffer. Pfeiffer memperkenalkan dunia vaudeville dan film kepada Walt. Selanjutnya, Walt menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga Pfeiffer daripada di rumahnya sendiri. Ia mengikuti kursus hari Sabtu di Kansas City Art Institute, selama tinggal di Kansas City, Walt dan Ruth Disney juga sering mengunjungi Electric Park.
Masa remaja
Disney sebagai sopir ambulans Perang Dunia I.
Pada tahun 1917, Elias membeli saham di pabrik jelly O-Zell di Chicago, lalu memindahkan keluarganya kembali ke kota itu. Pada tahun yang sama, Disney mula belajar di McKinley High School dan mula menghadiri kursus malam di Chicago Art Institute. Disney menjadi seorang kartunis untuk koran sekolahnya. Karya-karya kartunnya berbau patriotik, berfokus pada Perang Dunia I. Disney dikeluarkan dari sekolah pada usia 16 tahun, lalu mencoba bergabung dengan Angkatan Bersenjata AS, tetapi ditolak kerana belum cukup umur.
Setelah ditolak, Walt bersama salah seorang temannya bergabung dengan Palang Merah. Setelah bergabung dengan Palang Merah, Walt dikirim ke Perancis selama setahun sebagai sopir ambulans
Pada tahun 1919, Walt yang hendak mencari pekerjaan di luar pabrik jelly O-Zell di Chicago, pindah kembali ke Kansas City untuk memulakan karier seninya. Setelah mempertimbangkan untuk menjadi aktor atau artis koran, ia memutuskan untuk bekerja di koran, melukis karikatur politik atau strip komik. Sayangnya, tidak ada satupun yang ingin mempekerjakannya sebagai pelukis maupun sopir ambulans. Saudaranya, Roy, yang bekerja di sebuah bank di Kansas City, membuat Walt mendapat pekerjaan sementara di Pesmen-Rubin Art Studio dari rekan kerja Roy. Di Pesmen-Rubin, Disney membuat iklan untuk surat kabar, majalah, dan bioskop. Di sinilah ia bertemu dengan kartunis Ubbe Iwerks. Setelah berakhirnya kerja sementara di Pesmen-Rubin, mereka berdua tidak memiliki pekerjaan, lalu memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri.
Pada Januari 1920, Disney dan Iwerks mendirikan perusahaan yang bernama "Iwerks-Disney Commercial Artists". Sayangnya, perusahaan itu tidak berusia lama, dan Disney pergi sementara untuk memperoleh uang di Kansas City Film Ad Company, yang selanjutnya diikuti oleh Iwerks yang tidak mampu menjalankan bisnisnya sendiri. Ketika bekerja di Kansas City Film Ad Company, tempat ia membuat iklan berdasarkan cutout animation, Disney mengembangkan minatnya dalam bidang animasi, lantas ingin menjadi animator. Ia diperbolehkan oleh pemilik Ad Company, A.V. Cauger, untuk meminjam kamera dari tempat kerjanya untuk uji coba di rumah. Setelah membaca buku Edwin G. Lutz yang berjudul Animated Cartoons: How They Are Made, Their Origin and Development, ia melihat animasi lebih menjanjikan bagi masa depannya dibanding cutout animation yang dikerjakannya untuk Cauger. Akhirnya, Walt hendak membuka bisnis animasi sendiri, lalu merekrut seorang rekan kerja dari Kansas City Film Ad Company, Fred Harman, sebagai pekerja pertamanya. Walt dan Harman kemudiannya berhasil membuat persetujuan dengan pemilik bioskop setempat Frank L. Newman, tokoh yang dikenal sebagai "showman" paling terkenal di kawasan Kansas City pada saat itu, untuk menyiarkan kartun yang berjudul "Laugh-O-Grams" di bioskop tersebut.
Laugh O'Gram Studio
Dengan tajuk "Newman Laugh-O Grams," kartun Disney menjadi populer di Kansas City. Dari keberhasilan mereka, Disney mampu membeli studio sendiri dan merekrut banyak animator, termasuk adik Fred Harman Hugh Harman, Rudolf Ising, dan sahabat Disney Ub Iwerks. Sayangnya, karena gaji karyawan yang tinggi, Walt tidak mampu mengurus keuangan dengan baik. Akibatnya, studionya dililit hutang dan bangkrut. Disney lalu mendirikan studio di Hollywood, California.
Hollywood
Disney dan saudaranya mengumpulkan uang untuk mendirikan studio kartun di Hollywood. Ia memerlukan distributor untuk kartun barunya Alice Comedies yang mulai dibuatnya di Kansas City. Disney mengirim cetakan yang belum selesai ke distributor New York Margaret Winkler. Winkler membalas Disney bahwa ia berminat untuk mengedarkan film tersebut.
Alice Comedies
Virginia Davis (bintang live-action Alice’s Wonderland) dan keluarganya pindah dari Kansas City ke Hollywood atas permintaan Disney, begitu pula Iwerks dan keluarganya. Ini merupakan awal dari Disney Brothers' Studio yang terletak di Hyperion Avenue di distrik Silver Lake, tempat studio tetap berdiri hingga tahun 1939. Pada tahun 1925, Disney mempekerjakan seorang perempuan muda yang bernama Lillian Bounds untuk melukis seluloid animasi. Pada tahun yang sama, mereka berdua menikah.
Serial terbaru Alice Comedies yang dibintangi oleh Dawn O'Day, Margie Gay dan Lois Hardwick sukses. Pada saat serial akan berakhir tahun 1927, tumpuan lebih banyak dilakukan pada karakter animasi, terutama kucing bernama Julius yang mirip dengan Felix the Cat.
Oswald the Lucky Rabbit
Pada tahun 1927, Charles B. Mintz menikahi Margaret Winkler, lalu memesan serial animasi baru untuk didistribusikan melalui Universal Pictures. Seri Oswald the Lucky Rabbit juga sukses, dan karakter utamanya Oswald - yang digambar oleh Iwerks - menjadi tokoh yang populer. Disney Studio meluas, dan Walt mempekerjakan kembali Harman, Rudolph Ising, Carman Maxwell, dan Friz Freleng dari Kansas City.
Pada Februari 1928, Disney pergi ke New York untuk merundingkan kenaikan bayaran dari Mintz. Disney terkejut ketika Mintz menyatakan bahwa ia tidak hanya akan menurunkan bayaran yang ia berikan pada Disney, tetapi juga memegang animator utamanya, seperti Harman, Ising, Maxwell, dan Freleng (kecuali Iwerks yang menolak meninggalkan Disney) di bawah kontraknya dan akan membuka studionya sendiri jika Disney tidak menerima pengurangan biaya. Universal Studios, bukan Disney, memiliki trademark Oswald, dan dapat membuat film tanpa Disney. Disney menolak tawaran Mintz dan kehilangan banyak karyawannya.
Setelah ditinggalkan oleh karyawannya, Disney sekali lagi bekerja sendiri. Perlu waktu 78 tahun bagi perusahaan Disney untuk mendapatkan kembali hak karakter Oswald.
Miki Tikus
Setelah kehilangan hak milik Oswald, Disney merasakan perlunya mengembangkan karakter baru untuk menggantikannya. Ia mendapat ilham dari seekor tikus yang pernah dipeliharanya ketika bekerja di Kansas City Studio.[36] Ub Iwerks mengerjakan ulang sketsa yang dibuat Disney agar lebih mudah dianimasi. Namun, suara dan karakter Miki dibuat oleh Disney. Menurut seorang karyawan Disney, "Ub melukis wajah Miki, tetapi Walt memberikan jiwanya."[36] Pada awalnya, tikus itu diberi nama "Mortimer", kemudian diganti menjadi "Miki Tikus" oleh Lillian Disney yang merasa nama Mortimer tidak sesuai.
Film animasi pendek pertama yang menampilkan Miki merupakan film bisu yang berjudul Plane Crazy. Setelah gagal mendapatkan distributor untuk Plane Crazy atau The Gallopin' Gaucho, Disney akhirnya membuat kartun dengan suara yang berjudul Steamboat Willie. Disney lalu mulai merilis kartun melalui perusahaan seorang wiraswasta yang bernama Pat Powers. Akhirnya Steamboat Willie sukses,dan Plane Crazy, The Galloping Gaucho, dan semua kartun Miki selanjutnya dirilis dengan soundtrack. Disney sendiri mengisi menyediakan efek vokal untuk kartun-kartun awalnya dan mengisi suara Miki Tikus hingga tahun 1946. Setelah dirilisnya Steamboat Willie, Walt Disney terus berhasil menggunakan suara pada kartun-kartun selanjutnya. Miki lalu mengalahkan Felix the Cat sebagai tokoh kartun paling populer di dunia. Pada tahun 1930, Felix, walaupun bersuara juga, pudar dari latar kerana film kartun bersuaranya gagal menarik perhatian. Popularitas Miki lalu meningkat tajam pada awal tahun 1930-an.
Silly Symphonies
Mengikut jejak serial Miki Tikus, serial kartun musikal yang berjudul Silly Symphonies dirilis tahun 1929. Judul pertama dalam serial ini adalah The Skeleton Dance, yang dilukis dan dianimasi sepenuhnya oleh Iwerks, yang juga melukis banyak kartun Disney pada tahun 1928 dan 1929. Walaupun kedua seri disambut baik, studio Disney berasa bahwa pembagian keuntungan dengan Pat Powers tidak adil.[40] Pada tahun 1930, Disney menandatangani persetujuan distribusi baru dengan Columbia Pictures.
Iwerks terpikat oleh Powers agar membuka studio sendiri dengan kontrak eksklusif. Iwerks mengeluarkan seri Flip the Frog dengan kartun berwarna-nya "Fiddlesticks". Iwerks juga membuat dua seri kartun lain, yaitu Willie Whopper dan Comicolor. Pada tahun 1936, Iwerks menutup studionya untuk bekerja dalam berbagai proyek yang berhubungan dengan teknologi animasi. Iwerks kembali ke Disney pada tahun 1940, lalu merintis beberapa proses film dan teknologi animasi khusus.
Pada tahun 1932, Miki Mouse menjadi watak yang populer, tetapi Silly Symphonies tidak sesukses Miki. Pada tahun yang sama, Disney bersaing dengan kartun Max Fleischer, Betty Boop, yang semakin populer di kalangan penonton. Fleischer dianggap sebagai pesaing utama Disney pada 1930-an, Sementara itu, Columbia Pictures berhenti mengedarkan kartun Disney dan digantikan oleh United Artists.[43]
Pada akhir tahun 1932, Herbert Kalmus yang baru saja menyelesaikan kamera three-strip technicolor, mendekati Walt dan meyakinkannya untuk membuat kembali film Flowers and Trees yang awalnya hitam putih menjadi three-strip Technicolor. Flowers and Trees sukses dan memenangkan Academy Award for Best Short Subject: Cartoons tahun 1932. Setelah dirilisnya Flowers and Trees, semua kartun Silly Symphonies selanjutnya menjadi berwarna. Disney juga berhasil menegosiasikan persetujuan dua tahun dengan Technicolor, memberikannya hak untuk menggunakan three-strip Technicolor. Melalui Silly Symphonies, Disney juga membuat kartunnya yang paling sukses, The Three Little Pigs, pada tahun 1933.[49] Kartun ini ditayangkan di bioskop selama berbulan-bulan, dan juga menampilkan lagu hit yang menjadi lagu bagi Depresi Besar, yaitu "Who's Afraid of the Big Bad Wolf".[50]
1937–1941: Zaman Keemasan Animasi
"Disney's Folly": Snow White and the Seven Dwarfs
Setelah pembuatan dua seri kartun, Disney segera mulai merencanakan film fitur pada 1934. Ketika industri film mengetahui rencana Disney untuk mengadaptasi cerita Putih Salju menjadi film fitur animasi, mereka mentertawakan rencana Disney sebagai "Disney's Folly" (Kebodohan Disney) dan yakin bahwa proyek ini akan menghancurkan Disney. Lillian dan Roy juga membujuk Disney agar melupakan hasrat itu, namun Disney tetap ingin melanjutkan usahanya. Ia mempekerjakan profesor Don Graham dari Chouinard Art Institute untuk memulai latihan untuk pekerja studio, berlandaskan Silly Symphonies sebagai platform untuk menguji animasi manusia realistik, animasi watak tersendiri, special effect, dan penggunaan proses-proses dan peralatan khusus seperti kamera multiplane.
Segala usaha pengembangan dan latihan ini digunakan untuk mengangkat mutu studio agar mampu memberikan mutu yang dikehendaki oleh Disney. Film yang berjudul Snow White and the Seven Dwarfs diproduksi dari tahun 1934 hingga pertengahan tahun 1937, ketika studionya kehabisan dana. Untuk mendapatkan pembiayaan untuk menyiapkan film Snow White, Disney terpaksa meminjam di Bank of America, lalu berhasil mendapatkan uang yang diperlukannya. Setelah disiapkan, film tersebut ditayangkan di Carthay Circle Theater pada 21 Desember 1937; pada akhir film, para penonton berdiri sambil memberikan tepuk tangan kepada Snow White and the Seven Dwarfs. Snow White, film animasi buatan Amerika Serikat dan Technicolor yang pertama, dirilis pada Februari 1938 setelah tercapainya persetujuan pengedaran baru dengan RKO Radio Pictures. Film ini menjadi film yang paling berhasil pada tahun 1938 setelah memperoleh lebih $8 juta dalam tayangan pertamanya.
Zaman Keemasan Animasi
Keberhasilan film Snow White memangkinkan Disney untuk membangun kampus baru bagi Walt Disney Studios di Burbank, yang dibuka pada 24 Desember 1939. Snow White bukan saja menandakan puncak keberhasilan Disney, tetapi juga memulai zaman yang dikenal sebagai Zaman Keemasan Animasi bagi Disney.[53][54] Seluruh pekerja animasi film fitur, setelah menyiapkan filem Pinocchio, melanjutkan pekerjaan untuk film Fantasia dan Bambi, serta tahap awal produksi Alice in Wonderland dan Peter Pan, sementara pekerja film pendek meneruskan pekerjaan mereka untuk kartun Miki, Donal, Gufi dan Pluto, sambil mengakhiri seri Silly Symphonies. Animator Fred Moore mendesain ulang Miki Tikus pada akhir 1930-an, ketika Donal Bebek semakin populer di kalangan penonton dibanding Miki.
Film Pinocchio dan Fantasia mengikut jejak Snow White and the Seven Dwarfs ke bioskop pada tahun 1940, tetapi keduanya dalam hal keuntungan kurang memuaskan. Film Dumbo yang tidak terlalua mahal awalnya dirancang sebagai generator pendapatan, tetapi ketika film ini diproduksi, banyak animator studio berdemo, lantas menegangkan hubungan antara Disney dan artisnya dalam jangka waktu yang lama.
1941–1945: Selama Perang Dunia II
Segera setelah dirilisnya Dumbo pada Oktober 1941, Amerika Serikat mulai terlibat dalam Perang Dunia II. Tentara AS mengkontrak banyak fasilitas studio Disney. Para pekerja studio membuat film pelatihan dan instruksi untuk militer, atau film pendek peningkat moral seperti Der Fuehrer's Face. Namun, film militer tidak memberikan pendapatan.
Film fitur Bambi dirilis pada April 1942, dan Disney berhasil merilis kembali Snow White pada 1944. Pada tahun 1945, The Three Caballeros adalah film fitur animasi terakhir Disney yang dibuat pada masa perang.
[sunting] 1945–1955: Setelah perang
Studio Disney turut menghasilkan film package murah yang berisi koleksi film kartun pendek, lalu merilisnya di bioskop selama akhir 1940-an. Package ini meliputi Make Mine Music (1946), Melody Time (1948), Fun and Fancy Free (1947) dan The Adventures of Ichabod and Mr. Toad (1949). Film Ichabod and Mr. Toad terdiri dari dua bagian, yang pertama berdasarkan dari The Wind in the Willows karya Kenneth Grahame, diikuti kisah kedua berdasarkan The Legend of Sleepy Hollow oleh Washington Irving. Pada saat itu, Disney juga membuat film dramatik yang menggabungkan live action' dan animasi, seperti Song of the South dan So Dear to My Heart. Selain itu, setelah berakhirnya perang, popularitas Miki Tikus memudar.
Pada akhir 1940-an, studio Disney telah pulih untuk meneruskan produksi film Alice in Wonderland dan Peter Pan yang tertunda akibat perang, lalu memulai produksi film Cinderella, yang menjadi film Disney paling sukses setelah Snow White and the Seven Dwarfs. Studio ini juga memulai serial film live action bertema alam yang berjudul True-Life Adventures pada tahun 1948. Meskipun berjaya melalui film fitur, film animasi pendek Disney tidak selaris dahulu, karena orang mulai memberi perhatian kepada Warner Bros. dan bintang animasinya Bugs Bunny. Namun, sementara Bugs Bunny semakin populer pada 1940-an, Donal Bebek juga semakin populer. Donal juga akan menggantikan Miki sebagai bintang utama Disney pada tahun 1949.
Pada pertengahan 1950-an, Disney memproduksi beberapa film pendidikan mengenai program angkasa dalam kerja sama dengan desainer roket NASA Wernher von Braun: Man in Space dan Man and the Moon (1955), dan Mars and Beyond (1957).
Walt Disney bertemu dengan Wernher von Braun pada tahun 1954.
1955–1966: Taman bermain Disneyland
Ketika melakukan kunjungan bisnis ke Chicago pada akhir 1940-an, Disney menggambar rancangan taman bermain yang diharapkan menjadi tempat pekerjanya menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka. Ia mendapatkan ide taman bermain anak-anak setelah mengunjungi Children's Fairyland di Oakland, California. Ide awalnya dikembangkan menjadi konsep untuk perusahaan besar yang menjadi Disneyland. Disney menghabiskan lima tahun mengembangkan Disneyland dan membuka anak perusahaan, yaitu WED Enterprises, untuk melaksanakan perencanaan dan pembuatan taman. Sekelompok kecil pekerja studio Disney bergabung dengan proyek pembangunan Disneyland sebagai insinyur dan perencana yang dijuluki "Imagineers".
Disneyland dibuka secara resmi pada 17 Juli 1955. Salah satu pengunjung yang hadir pada pembukaan adalah Ronald Reagan, Bob Cummings dan Art Linkletter.
Memasuki bidang baru
Walt Disney Productions juga memasuki bidang-bidang hiburan yang lain. Pada tahun 1950, Treasure Island menjadi film fitur all-live-action pertama Disney, diikuti dengan 20,000 Leagues Under the Sea (dalam format CinemaScope, 1954), Old Yeller (1957), The Shaggy Dog (1959), Pollyanna (1960), Swiss Family Robinson (1960), The Absent-Minded Professor (1961), dan The Parent Trap (1961). Studio Walt Disney juga merilis acara TV spesial pertamanya yang berjudul One Hour in Wonderland pada tahun 1950. Disney juga memulai serial antologi mingguan di ABC yang berjudul Disneyland. Pada tahun 1955, dibuatlah acara televisi harian pertama Disney, yaitu Mickey Mouse Club yang disiarkan hingga 1990-an.
Ketika studio diperluas dan didiversivikasikan ke media-media lain, Disney kurang memberi perhatian kepada departemen animasi, mempercayakan kebanyakan operasinya kepada animator penting. Selama hayat Disney, departemen animasi berhasil membuat Lady and the Tramp (dalam format CinemaScope, 1955), Sleeping Beauty (dalam format Super Technirama 70mm, 1959), One Hundred and One Dalmatians (1961) dan The Sword in the Stone (1963).
Setelah tahun 1955, acara TV Disneyland dikenal sebagai Walt Disney Presents, beralih dari hitam ptih ke siaran warna pada tahun 1961, dan mengganti namanya lagi menjadi Walt Disney's Wonderful World of Color, pindah dari ABC ke NBC,[60] dan akhirnya kembali mengganti namanya menjadi The Wonderful World of Disney yang terus disiarkan di NBC hingga diambil alih oleh CBS pada tahun 1981.[61] Semenjak itu, seri antologi Walt Disney telah disiarkan dalam rangkaian ABC, NBC, Hallmark Channel dan Cartoon Network melalui persetujuan hak siar yang terpisah.
Disney telah membentuk divisi penerbitan musiknya pada tahun 1949. Pada tahun 1956, terinspirasi dari keberhasilan The Ballad of Davy Crockett, ia mendirikan Disneyland Records.
Keberhasilan awal 1960-an
Awal 1960-an merupakan keberhasilan bagi Disney, dan Walt Disney Productions menjadi produsen utama hiburan dunia.
Setelah bertahun-tahun berusaha, Disney akhirnya memperoleh hak milik buku-buku P.L. Travers yang berkisah mengenai seorang pengasuh ajaib. Film Mary Poppins yang dirilis pada tahun 1964 merupakan filem Disney paling sukses sepanjang 1960-an.
Kehidupan pribadi
Pada tahun 1925, Disney menikah dengan Lillian Bounds. Usaha pertama mereka untuk memiliki anak berakhir dengan Lillian mengalami keguguran. Selanjutnya, Lillian melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Diane Marie Disney pada tanggal 18 Desember 1933. Keluarga Disney juga mengadopsi Sharon Mae Disney (31 Desember 1936 – 16 Februari 1993).
Kematian
Pada akhir 1966, Disney dijadwalkan menjalani operasi leher akibat cedera lama dari bermain polo. Pada 2 November 1966, selama operasi, dokter di Providence St. Joseph Medical Center mendapati bahwa Disney mengidap tumor di paru-paru kirinya. Lima hari kemudian, Disney kembali ke rumah sakit untuk operasi, tetapi tumor telah menyebar. Disney kemudian diberitahu bahwa hidupnya hanya tinggal enam bulan lagi. Pada 30 November 1966, Disney roboh di rumahnya, tetapi berhasil diselamatkan oleh paramedis, lalu dibawa kembali ke rumah sakit, tempat ia menghembuskan napas terakhirnya pada 15 Desember 1966, pukul 9:30 pagi, sepuluh hari setelah ulang tahunnya yang ke-65. Jenazahnya dikremasi pada 17 Desember 1966, lalu abunya disimpan di Forest Lawn Memorial Park di Glendale, California.
Setelah kepergian Walt Disney, Roy Disney menguasai sepenuhnya Walt Disney Productions dan WED Enterprises.
Penghargaan
Academy Award
1932: Best Short Subject, Cartoons for: Flowers and Trees (1932)
1932: Honorary Award for: pembuatan Miki Tikus.
1934: Best Short Subject, Cartoons for: Three Little Pigs (1933)
1935: Best Short Subject, Cartoons for: The Tortoise and the Hare (1934)
1936: Best Short Subject, Cartoons for: Three Orphan Kittens (1935)
1937: Best Short Subject, Cartoons for: The Country Cousin (1936)
1938: Best Short Subject, Cartoons for: The Old Mill (1937)
1939: Best Short Subject, Cartoons for: Ferdinand the Bull (1938)
1939: Honorary Award for Snow White and the Seven Dwarfs (1937)
1940: Best Short Subject, Cartoons for: Ugly Duckling (1939)
1941: Honorary Award for: Fantasia (1940)
1942: Best Short Subject, Cartoons for: Lend a Paw (1941)
1943: Best Short Subject, Cartoons for: Der Fuehrer's Face (1942)
1949: Best Short Subject, Two-reel for: Seal Island (1948)
1949: Irving G. Thalberg Memorial Award
1951: Best Short Subject, Two-reel for: Beaver Valley (1950)
1952: Best Short Subject, Two-reel for: Nature's Half Acre (1951)
1953: Best Short Subject, Two-reel for: Water Birds (1952)
1954: Best Documentary, Features for: The Living Desert (1953)
1954: Best Documentary, Short Subjects for: The Alaskan Eskimo (1953)
1954: Best Short Subject, Cartoons for: Toot Whistle Plunk and Boom (1953)
1954: Best Short Subject, Two-reel for: Bear Country (1953)
1955: Best Documentary, Features for: The Vanishing Prairie (1954)
1956: Best Documentary, Short Subjects for: Men Against the Arctic
1959: Best Short Subject, Live Action Subjects for: Grand Canyon
1969: Best Short Subject, Cartoons for: Winnie the Pooh and the Blustery Day
Penghargaan lainnya
Terdapat bintang bagi Walt Disney di Anaheim walk of stars, dan dua bintang di Hollywood Walk of Fame
Congressional Gold Medal pada 24 Mei 1968
Légion d'Honneur di Perancis tahun 1935
Medali khusus dari Liga Bangsa-Bangsa untuk pembuatan Miki Tikus tahun 1935
Presidential Medal of Freedom pada 14 September 1964.
Termasuk dalam California Hall of Fame di The California Museum for History, Women, and the Arts
Planet 4017 Disneya dinamai dari Walt Disney
Gedung Konser Walt Disney di Los Angeles, California, didirikan untuk menghormatinya
Senin, 12 Desember 2011
Sabtu, 10 Desember 2011
The Beatles

The Beatles adalah kelompok pemusik Inggris beraliran rock, dibentuk di Liverpool pada tahun 1960, seringkali dianggap sebagai pemusik tersukses secara komersial dan paling banyak mendapat pujian dalam musik populer. Sejak tahun 1962, kelompok ini terdiri dari John Lennon (gitar ritem, vokal), Paul McCartney (gitar bass, vokal), George Harrison (gitar utama, vokal), Ringo Starr (drum, vokal). Bermula dari aliran skiffle dan rock and roll 1950-an, kelompok ini nantinya memainkan musik dalam berbagai genre mulai dari folk rock sampai rock psikedelik, memasukkan juga unsur musik klasik dan elemen lain dengan cara inovatif. The Beatles dipandang sebagai perwujudan ide-ide progresif, berpengaruh terhadap revolusi sosial budaya dekade 60-an.
Awalnya 5 orang terdiri dari Lennon, McCartney, Harrison, Stuart Sutcliffe (bas) dan Pete Best (drum), The Beatles hanya terkenal di klub-klub Liverpool dan Hamburg selama 3 tahun mulai tahun 1960. Sutcliffe hengkang tahun 1961, dan Best diganti Starr tahun berikutnya. Beatles ditempa jadi profesional oleh seorang pengusaha toko musik bernama Brian Epstein setelah ia jadi manajer mereka dan potensi musik dipoles oleh produser George Martin. Akhir 1962, Beatles sudah mendapatkan kesuksesan di Britania Raya dengan singel pertama Love Me Do. Sepanjang tahun berikut, mereka melakukan tur internasional sampai 1966 dan berkonsentrasi merekam album di dalam negeri sampai bubar tahun 1970. Karir solo masing-masing dibilang sukses tapi Lennon terbunuh di New York City tahun 1980 dan Harisson meninggal karena kanker tahun 2001. McCartney dan Starr masih aktif bermusik.
Dalam tahun-tahun rekaman album studio, Beatles merilis karya-karya yang dinilai terbaik oleh kritikus, salah satunya Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (1967), dipuji sebagai karya agung. Empat dekade setelah bubar, musiknya masih populer. Mereka memiliki lebih dari satu album nomor 1 di tangga lagu Britania Raya dan bertengger paling lama dibanding pemusik manapun. Berdasarkan RIAA, mereka adalah pemusik yang menjual album terbanyak di Amerika Serikat. Tahun 2008, majalah Billboard merilis daftar musikus dengan penjualan terbesar sepanjang sejarah Hot 100 untuk merayakan 15 tahun hari jadi tangga lagu singel Amerika dimana The Beatles berada di nomor satu. Tujuh kali mendapat Grammy Awards, 15 Ivor Novello Awards dari British Academy of Songwriters, Composers and Authors, The Beatles secara kolektif dimasukkan dalam kompilasi majalah TIME sebagai satu dari 100 orang paling berpengaruh di abad ke-20.
Sejarah
Pembentukan dan tahun-tahun awal (1957–1962)
Masih berusia 16 tahun, penyanyi dan gitaris John Lennon membentuk grup musik skiffle bernama The Quarrymen dengan teman-teman sekolah asal Liverpool bulan Maret 1957. Paul McCartney berusia lima belas tahun saat mereka bertemu bulan Juli tahun itu. George Harrison bergabung sebagai gitaris utama bulan Februari tahun berikutnya setelah diundang McCartney menonton. Tahun 1960, teman-teman sekolah Lennon keluar dan ia masuk Liverpool College of Art. Ketiga orang itu memainkan musik rock and roll setiap mendapatkan seorang penggebuk drum. Bergabung sebagai bass di Januari, teman sekelas Lennon, Stuart Sutcliffe menyarankan untuk mengganti nama grup menjadi The Beetles sebagai bentuk kekaguman terhadap Buddy Holly dan The Crickets, lalu berubah lagi menjadi The Beatals di bulan-bulan pertama tahun itu. Setelah coba-coba nama lain seperti Johnny and the Moondogs, Long John and The Beetles dan The Silver Beatles, grup itu akhirnya menjadi The Beatles di bulan Agustus. Kurangnya penggebuk drum yang tetap menjadi masalah saat manajer tak resmi mereka, Allan Williams menyiapkan kediaman untuk manggung di Hamburg, Jerman. Sebelum Agustus berakhir, mereka mengadakan audisi dan menemukan Pete Best, dan langsung berangkat ke Hamburg empat hari kemudian, menandatangani kontrak untuk bermain musik dengan penyelenggara pertunjukan bernama Bruno Koschmider untuk 48 malam. Pertunjukkan Beatles laris di Hamburg dimana mereka bermain musik berjam-jam dan mengakibatkan jalanan macet karena dipenuhi orang yang keluar masuk menonton pertunjukkan mereka.
Harrison yang masih berusia 17 tahun di bulan Agustus 1960, berbohong kepada petugas Jerman mengenai usianya agar bisa tinggal di Hamburg. Awalnya mereka ditempatkan di Indra Club, Koschmider lalu memindahkan mereka ke Kaiserkeller pada bulan Oktober setelah Indra ditutup karena dianggap bising. Saat Beatles melanggar kontrak dengan manggung di Top Ten Club yang jadi rivalnya, Koschmider melaporkan Harrison yang di bawah umur kepada otoritas dan dideportasi bulan November. McCartney dan Best juga ditangkap karena kasus pembakaran di kamar mereka di pertengahan Desember, setelah itu mereka juga dideportasi. Lennon kembali ke Liverpool pertengahan Desember sementara Sutcliffe tetap di Hamburg selama beberapa bulan. Ia berpacaran dengan gadis Jerman, Astrid Kirchherr yang pertama kali mengambil foto profesional Beatles dan memangkas rambut Sutcliffe dengan gaya yang populer masa itu, exi (existensialis). Gaya rambut Sutcliffe kelak menginspirasi anggota Beatles yang lain.
Tahun-tahun berikutnya, kelompok ini kembali ke Hamburg. Mereka mencoba-coba Preludin dengan sengaja untuk menjaga tenaga agar bisa kuat manggung semalaman suntuk. Sutcliffe memutuskan keluar awal tahun 1961 dan dan melanjutkan studi di Jerman, jadi McCartney mengambil alih bass. Produser Jerman Berta Kaempfert mengontrak Beatles yang sudah jadi empat orang untuk band latar Tony Sheridan dalam beberapa buah rekaman. Dikreditkan Tony Sheridan dan The Beat Brothers, singel My Bonnie direkam bulan Juni dan dirilis beberapa bulan kemudian, berada di urutan ke-32 tangga lagu Musikmarkt. Beatles jadi lebih dikenal saat pulang ke Liverpool. Saat masih sering bermain di The Cavern Club, mereka bertemu Brian Epstein, pemilik studio rekaman lokal dan seorang kolumnis musik. Beatles menunjuk Epstein sebagai manajer pada Januari 1962 dan Kaempfert setuju untuk melepas mereka dari kontrak rekaman Jerman. Setelah suatu audisi mereka ditolak Decca Records dengan komentar "grup gitar sudah ketinggalan zaman, Tuan Epstein" ("Guitar groups are on the way out, Mr. Epstein"), George Martin mengajukan grup itu ke label Parlophone di EMI. Pada bulan April mereka kembali ke Hamburg dan dikagetkan dengan berita kematian Sutcliffe akibat pendarahan otak.
Grup ini mendapat pengarahan George Martin di Studio Abbey Road EMI, London untuk pertama kali tahun 1962. Martin mengeluh tentang cara bermain drum Best kepada Epstein dan menyarankan agar Beatles memakai drummer sesi di studio. Akhirnya, Best digantikan oleh Ringo Star yang baru keluar dari Rory Storm and the Hurricanes. Sebenarnya Starr sudah bermain untuk Beatles menggantikan Best yang sering absen. Martin masih menyewa Andy White sebagai drummer sesi untuk satu sesi saja. White berkontribusi dalam singel Love Me Do dan P.S I Love You. Dirilis bulan Oktober, Love Me Do masuk tangga lagu 20 besar di Inggris dan berada di nomor 17. Setelah selesai rekaman untuk singel kedua berjudul Please Please Me pada bulan November, mereka mulai muncul di televisi pertama kali dalam program berita People and Place.
Grup itu manggung terakhir kalinya di Hamburg bulan Desember 1962. Sekarang sudah menjadi pola, keempat anggota berkontribusi terhadap vokal, walau hanya Starr yang jarang jadi vokal utama karena jangkauannya terbatas. Lennon dan McCartney sudah bekerja sama dalam menulis lirik, sementara Harrison juga bernyanyi walau sedikit. Epstein mencium potensi Beatles yang besar, menyarankan agar grup itu bersikap lebih profesional saat menghibur. Lennon mengulangi kata-kata manajernya, "Begini, jika kau benar-benar ingin masuk ke tempat yang lebih besar, kau harus berubah – berhenti makan di panggung, berhenti menyumpah, berhenti merokok" ("Look, if you really want to get in these bigger places, you're going to have to change—stop eating on stage, stop swearing, stop smoking") Ia juga mengatakan, "kami terbiasa mengenakan pakaian yang kami suka, di dalam dan luar panggung. Ia berkata pada kami bahwa jin kurang terlihat bagus dan menyarankan untuk mengenakan celana yang lebih pantas, tapi ia tidak ingin kami kelihatan kotak-kotak. Ia ingin kami mempunyai gaya individualitas kami masing-masing… merupakan pilihan untuk mewujudukannya atau masih makan ayam di panggung". ("We used to dress how we liked, on and off stage. He'd tell us that jeans were not particularly smart and could we possibly manage to wear proper trousers, but he didn't want us suddenly looking square. He'd let us have our own sense of individuality ... it was a choice of making it or still eating chicken on stage".)
Beatlemania dan tahun-tahun tur konser (1963–1966)
Dengan kesuksesan yang biasa dari Love Me Do, Please Please Me lebih diterima dengan cukup antusias, menduduki nomor 2 di tangga lagu Britania Raya setelah rilis di Januari 1963. Awalnya Martin bermaksud untuk merekam LP (piringan hitam) Beatles yang pertama di The Tavern Club, namun setelah merasa di sana seperti "suasana akustik dalam tanki minyak" ("the acoustic ambience of an oil tank"), rekaman dialihkan selama satu sesi di Studio Abbey Road. Sepuluh lagu dikemas dalam Please Please Me bersama 4 lagu dari 2 singel yang terdahulu. Allmusic berkomentar tentang bagaimana giatnya grup itu melemparkan album debut Please Please Me dalam satu hari: “Beberapa dekade setelah perilisannya, album itu masih terasa segar, khsususnya karena asal muasalnya yang kuat.” ("Decades after its release, the album still sounds fresh, precisely because of its intense origins.") John Lennon mengatakan bahwa ia dan Paul McCartney "hanya menulis lagu à la Everly Brothers dan Buddy Holly, lagu pop yang berisi tidak lebih dari sekedar pemikiran – untuk menciptakan suara. Dan kata-katanya hampir tidak ada hubungannya" ("just writing songs à la Everly Brothers, à la Buddy Holly, pop songs with no more thought of them than that—to create a sound. And the words were almost irrelevant.") Dirilis Maret 1963, album itu menduduki nomor 1 yang menjadi awal merajainya 11 studio album Beatles sampai tahun 1970 di puncak tangga lagu Britania Raya. Singel ke-3, From Me to You dirilis bulan April dan juga berada di nomor 1. Pada perilisannya di Agustus, singel ke-4 She Loves You, menjadi singel pertama Beatles yang menembus penjualan satu juta keping.
LP Parlophone Please Please Me
Logo ikonik The Beatles "drop-T" digambar oleh desainer Ivor Arbiter, mulai dirilis tahun 1963. Logo ini pertama kali ditempelkan di drum yang dibeli Epstein dan Ringo Starr di toko Arbiter. Grup itu keliling Britania Raya 3 kali dalam setengah tahun: tur selama 4 minggu dimulai bulan Februari, 3 minggu di bulan Maret dan Mei sampai Juni. Kepopuleran mereka ditandai dengan antusias penggemar yang mengatasnamakan diri mereka Beatlemania. Pertunjukkan di mana-mana disambut dengan jeritan. Bahkan polisi harus menyemprot air dengan selang untuk mengendalikan ulah penggemar demi melindungi Beatles. Hal ini memicu debat di parlemen Inggris. Di akhir Oktober, The Beatles tur ke Swedia selama 5 hari, untuk pertama kali tampil di luar negeri setelah di Hamburg. Kembali ke Inggris, mereka disambut teriakan ribuan penggemar, 15 jurnalis dan fotografer serta peliput dari BBC Television dalam cuaca hujan lebat. Mulai besoknya selama 6 minggu, The Beatles kembali mengadakan tur yang selalu menjadi berita hangat di media.
Please Please Me masih menduduki puncak tangga lagu selama 30 minggu sampai akhirnya ditembus dengan album mereka sendiri, With The Beatles yang juga bertengger di nomor 1 selama 22 minggu. Album ini direkam dengan teknik produksi studio. Album With The Beatles dikomentari oleh Allmusic: "Sekuel dari pesanan yang terbanyak, salah satu yang menjadikan original lebih baik dengan menggunakan nadanya sendiri dan menambahkannya kedalaman" ("a sequel of the highest order—one that betters the original by developing its own tone and adding depth.") Seperti yang sudah menjadi standar, album itu dirilis di akhir November, lebih awal dari singel berikutnya, I Want to Hold Your Hand. With The Beatles dipuji oleh kritikus musik TIME, William Mann, yang mengatakan bahwa Lennon dan McCartney adalah "komposer Inggris hebat tahun 1963" ("the outstanding English composers of 1963"). Majalah itu menerbitkan beberapa seri artikel yang membahas analisis Mann mengenai musik The Beatles dan menaruh hormat pada mereka. With The Beatles menjadi album kedua dalam sejarah tangga lagu Britania Raya yang menjual sejuta keping, sebelumnya dicetak pertama kali oleh lagu latar South Pasific tahun 1958.
[sunting] British Invasion (Invasi Britania)
The Beatles saat menginjakkan kaki pertama kali di Amerika Serikat.
The Beatles tampil di Belanda, Juni 1964.
Debut The Beatles di Amerika Serikat sebenarnya tertunda selama hampir setahun saat Capitol Records, cabang EMI di Amerika mundur untuk merilis baik Please Please Me atau From Me to You. Negosiasi dengan label independen Amerika menghasilkan beberapa singel jadi dirilis, namun masalah-masalah royalti dan ejekan terhadap gaya rambut moptop The Beatles jadi halangan lain. Saat Capitol mulai mengurus penjualan, bukannya merilis LP asli, malahan mengompilasikan album berbeda untuk pasar Amerika dari berbagai rekaman The Beatles yang terdahulu dan memilih lagu-lagu pilihan mereka sendiri sebagai singel. Tangga lagu Amerika berhasil "dikuasai" oleh Beatles setelah sebuah tayangan berita CBS memberitakan "kegilaan" Beatlemania di Inggris yang membuat Capitol mempercepat perilisan I Want to Hold Your Hand pada Desember 1963. Debut Amerika mereka akhirnya dijadwalkan beberapa minggu kemudian.
Saat The Beatles meninggalkan Inggris tanggal 7 Februari 1964, sekitar 4000 penggemarnya berkumpul di Heathrow, melambaikan tangan dan menjerit saat pesawat lepas landas. I Want to Hold Your Hand sudah terjual 2,6 juta keping di Amerika Serikat selama 2 minggu sebelumnya, namun The Beatles masih tetap gugup apakah mereka akan dapat diterima. Di Bandar Udara Internasional John F. Kennedy, New York City, mereka disambut sekitar 3000 orang. Mereka tampil pertama kali di stasiun televisi Amerika secara langsung 2 hari kemudian dalam acara The Ed Sullivan Show, yang ditonton hampir 74 juta pemirsa - lebih dari 40 persen populasi Amerika Serikat. Keesokan paginya, sebuah harian menulis tentang The Beatles "could not carry a tune across the Atlantic" ("tidak bisa menyanyikan lagu dari seberang Atlantik"), tapi sehari kemudian, konser pertama mereka di Washington Coliseum membuktikan kepopuleran mereka di Amerika. Hari berikutnya, sambutan yang meriah juga diterima pada saat konser di Carnegie Hall. Mereka hadir lagi di Ed Sullivan Show untuk kedua kalinya sebelum pulang ke Inggris tanggal 22 Februari.
Di minggu ke-4 April, The Beatles sudah menduduki 12 posisi di tangga lagu singel Billboard Hot 100, termasuk 5 posisi puncak. Di minggu yang sama, LP Amerika ke-3 dirilis dan sama seperti 2 LP lain, menempati nomor satu atau dua di tangga lagu Amerika. Popularitas The Beatles menarik perhatian yang tak terduga akan musik Inggris, dan beberapa pemusik Inggris lain juga mulai debut masing-masing di Amerika dan sukses sehingga dalam 3 tahun berikutnya pengaruh musik Inggris diistilahkan dengan Invasi Britania (British Invasion). Gaya rambut The Beatles yang panjang, tidak biasa untuk zaman itu banyak diejek oleh orang-orang dewasa, namun menginspirasi para anak muda.
Tur internasional mulai bulan Juni dengan 22 konser selama lebih dari 19 hari di Denmark, Belanda, Hong Kong, Australia, dan Selandia Baru. Starr masuk rumah sakit setelah menjalani tonsilektomi mulai setengah tur dan digantikan Jimmie Nicol. Di Agustus mereka kembali ke Amerika untuk tur keliling 23 kota selama sebulan, mulai dari San Fransisco sampai New York City. Namun ada masalah dengan pengeras suara yang pada saat itu kurang bagus dan berukuran kecil, sehingga musik yang dimainkan susah terdengar, selain harus berhadapan dengan suara teriakan penggemar.
A Hard Day's Night, Beatles for Sale, Help! dan Rubber Soul
Para anggota The Beatles mulai berakting dalam film dengan judul A Hard Day’s Night yang dirilis bulan Juli dan Agustus 1964, masing-masing di London dan New York. Disutradarai oleh Richard Lester dan diproduksi oleh United Artist Records dari Maret sampai April 1964, film ini merupakan dokumenter hitam putih The Beatles yang ribut dengan suasana canda tawa namun menuai kesuksesan. Menurut Allmusic, lagu latar film yang judulnya sama, A Hard Day's Night, memperlihatkan bahwa The Beatles "benar-benar memenuhi perannya sebagai grup musik. Semua pengaruh berbeda pada 2 album pertama telah melebur menjadi suara yang terang, gembira, asli, dan dipenuhi dengan suara gitar yang berdenging" (The Beatles is "truly coming into their own as a band. All of the disparate influences on their first two albums had coalesced into a bright, joyous, original sound, filled with ringing guitars.") "Suara gitar yang berdenging" sebenarnya adalah hasil dari gitar listrik Rickenbacker bersenar 12 milik Harrison yang khusus diberikan oleh pembuatnya.
Beatles for Sale, album keempat The Beatles, ditandai dengan timbulnya konflik serius antara komersialisme dan kreativitas. Direkam antara Agustus dan Oktober 1964, formatnya sengaja ingin dibuat seperti A Hard Day’s Night, yang tak seperti 2 album sebelumnya, tidak ada lagu yang didaur ulang. Dihadapkan pada tur internasional yang panjang, proses menulis lirik menjadi agak terganggu. Lennon mengatakan "materi menjadi masalah utama" ("Material's becoming a hell of a problem".) Enam lagu daur ulang dimasukkan dalam album. Dirilis bulan Desember awal, 8 nomor lagunya dapat diterima dengan baik, mencerminkan kematangan materi lirik lagu yang diproduksi bersama antara Lennon dan McCartney.
Pada bulan April 1965, dokter gigi Lennon dan Harrison menaburkan kopi mereka dengan LSD saat mereka sedang makan malam bersama. Dua pemuda itu mengakui bahwa mereka sengaja mencoba narkotika, diikuti oleh Starr pada satu kesempatan lain. McCartney agak segan, namun akhirnya mengaku pada tahun 1966, dan kemudian menjadi yang pertama mendiskusikannya secara terbuka. Penobatan The Beatles dengan gelar Members of the Order of the British Empire (MBE) oleh Ratu Elizabeth II memicu kontroversi setelah penghargaan itu sebelumnya dinominasikan kepada Perdana Menteri Harold Wilson. Beberapa penerima MBE konservatif mengembalikan lencana mereka sebagai bentuk protes karena pada saat itu penghargaan MBE cuma diberikan untuk veteran perang dan negarawan.
Film kedua The Beatles, Help!, yang kembali disutradarai oleh Lester, dirilis bulan Juli. Disebutkan sebagai film yang menampilkan lelucon ala Bond, para personel The Beatles maupun kritikus berpendapat masing-masing. McCartney mengatakan: "Help! adalah film yang bagus, namun bukan film kami – kami cuma bintang tamu. Filmnya menyenangkan, tapi sebenarnya, untuk ide sebuah film, tampak kurang benar". ("Help! was great but it wasn't our film—we were sort of guest stars. It was fun, but basically, as an idea for a film, it was a bit wrong.") Lagu-lagu latar didominasi oleh Lennon, yang menjadi vokalis utama dan penulis sebagian besar lirik, termasuk lagu utama yang diikutsertakan Help dan Ticket to Ride . Album yang juga berjudul sama, Help! menjadi LP studio ke-5, berisi campuran material asli dan rekaman terdahulu. Karakteristik lainnya ada overdub yang semakin meningkat dan permainan alat musik klasik, seperti kuartet alat musik gesek dalam lagu balada Yesterday. Dikomposisikan oleh McCartney, lagu Yesterday sampai kini menjadi lagu yang paling banyak dinyanyikan ulang. Lagu Dizzy Miss Lizzy, merupakan lagu penutup.
Pada tanggal 15 Agustus, kunjungan ketiga The Beatles ke Amerika Serikat dibuka dengan konser di Stadion Shea, New York dengan penonton 56.000 orang. Sembilan konser berikutnya mendulang sukes di berbagai kota. Di akhir tur, keempat personel diperkenalkan kepada Elvis Presley, tokoh yang juga berpengaruh pada musik mereka. Elvis mengajak ke rumah, menggubah musik lewat improvisasi (jam session") di ruang tamu, berdiskusi mengenai bisnis musik dan berbagi anekdot.
Album Rubber Soul, dirilis awal Desember, dipuji oleh kritikus sebagai kemajuan baru dan musiknya semakin kompleks. Penulis dan kritikus Ian MacDonald menilai Rubber Soul "recovered the sense of direction that had begun to elude them during the later stages of work on Beatles for Sale" ("memulihkan kembali rasa direksi yang sudah ditinggalkan sejak akhir tahap pengerjaan Beatles for Sale"). Berbeda dengan Help! yang memasukkan unsur-unsur musik klasik seperti flute dan alat musik gesek, Rubber Soul memperkenalan permainan sitar dalam lagu Norwegian Wood (This Bird Has Flown), sebuah kreativitas yang melampaui kebiasaan di musik rock. Adapula cara penulisan lirik yang semakin berbeda antara Lennon dan McCartney walaupun masih berkolaborasi. Temanya juga meluas dari hal-hal tentang romansa dan sebagainya. Di sisi lain, lirik lagu menarik perhatian penggemar yang menangkap keindahan dan kedalaman maknanya. Ada spekulasi yang menafsirkan bahwa "Norwegian Wood" bermakna "ganja". Pada tahun 2003, majalah Rolling Stone memasukkan Rubber Soul ke nomor 5 di antara 500 Album Terbaik Sepanjang Masa (The 500 Greatest Albums of All Time), sementara Allmusic memujinya sebagai salah satu album folk rock klasik. Lain dengan Lennon maupun McCartney, menurut mereka album itu "cuma album yang lain" ("just another album")
Kontroversi, tahun-tahun di studio dan perpecahan (1966–1970)
Peristiwa-peristiwa yang terjadi sampai tur final
Pada bulan Juni 1966, Yesterday and Today—salah satu kompilasi album yang diproduksi oleh Capitol Records untuk pasar Amerika Serikat menimbulkan kehebohan karena sampulnya menampilkan The Beatles meringis dan memakai pakaian tukang jagal, lengkap dengan daging dan boneka bayi yang dimutilasi. Kemungkinan sebuah sindiran kepada Capitol yang dianggap "menjagal" album-album mereka. Ribuan kopi album dipasarkan dengan sampul berbeda-beda. Sebuah album asli pertama yang masih terbungkus mencapai harga $10,500 pada sebuah lelang bulan Desember 2005. Dalam tur ke Filipina setelah perilisan Yesterday and Today, The Beatles tak sengaja membuat ibu negara, Imelda Marcos, merasa tersinggung karena menolak jamuan sarapan istana kepresidenan di Manila. Sebagai juru bicara, Epstein menolak dengan halus karena merasa tidak pernah menerima undangan resmi semacam itu. The Beatles lalu menyadari bahwa permintaan rezim Marcos tidak boleh dijawab dengan kata "tidak". Terjadi beberapa keributan yang membahayakan dan mereka susah payah keluar dari negara itu.
Setelah sampai di Inggris, mereka menghadapi kecaman dari lembaga keagamaan dan sosial konservatif Amerika Serikat, seperti Ku Klux Klan karena komentar Lennon saat diwawancara oleh reporter Inggris, Maureen Cleave dari Evening Standard. Lennon mengatakan bahwa "Kekristenan telah mati" dan The Beatles "lebih terkenal dari pada Yesus kini" ("more popular than Jesus now"). Komentar itu diacuhkan di Inggris, namun menimbulkan kontreversi di Sabuk Injil, selatan Amerika Serikat, menurut majalah Datebook. Karena komentar itu pula, di Afrika Selatan, lagu-lagu The Beatles sempat dilarang diputar di radio sampai tahun 1971. Epstein mengkritik Datebook yang telah menyalahartikan komentar Lennon dan pada saat konferensi pers Lennon menjelaskan "Jika saya katakan bahwa televisi lebih terkenal daripada Yesus, saya mungkin sudah terpengaruh olehnya". ("If I'd said television was more popular than Jesus, I might have got away with it.") Lennon mengatakan bahwa ia hanya berpendapat bagaimana orang lain memandang The Beatles, lalu melanjutkan "jika anda ingin saya minta maaf, jika ini membuat anda senang, baiklah, saya minta maaf" ("if you want me to apologise, if that will make you happy, then okay, I'm sorry.")
[sunting] Revolver dan Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band
Setelah Rubber Soul, album selanjutnya, Revolver, dirilis Agustus 1966 sebelum tur terakhir The Beatles. Pitchfork Media menganalisa dengan komentar bahwa album tersebut sebagai "suara grup musik yang berkembang menjadi kepercayaan diri tingkat tinggi" ("the sound of a band growing into supreme confidence") dan "menegaskan kembali apa yang diharapkan dari musik populer" ("redefining what was expected from popular music.") Gould mengatakan album ini "ditenun dengan motif berputar-putar, pengulangan dan pembalikan" ("woven with motifs of circularity, reversal, and inversion"). Lirik lagunya mulai rumit dan diberikan sentuhan gaya musik yang beragam, mulai dari aransemen alat musik gesek sampai rock psikedelik. Sampul album dirancang oleh Klaus Voormann, teman mereka sejak aktif bermain di Hamburg. Sampulnya menampilkan karikatur hitam putih The Beatles dalam "gaya pena dan tinta" kreasi Aubrey Beardsley. Nomor pertama dimulai dengan Paperback Writer, diakhiri Rain. Kedua lagu tersebut dibuatkan video klip pendeknya dan dianggap sebagai salah satu pelopor video musik pertama, yang kemudian disiarkan di Top of the Pops dan The Ed Sullivan Show.
Di antara nomor lagu paling eksperimental dari album Revolver adalah Tomorrow Never Knows yang liriknya ditulis Lennon berdasarkan buku Timothy Leary, The Psychedelic Experience: A Manual Based on the Tibetan Book of the Dead. Perekaman dilakukan dengan 8 buah tape yang disebarkan di beberapa bangunan studio rekaman, tiap-tiapnya diwakili oleh personel dan awak studio yang memvariasikan pergerakan tape rekorder kesana kemari, sementara Martin membuat kombinasi dari keseluruhan contoh rekaman tersebut. Lagu Eleanor Rigby yang ditulis Paul diiringi permainan alat musik gesek, dianalisa sebagai "turunan sesungguhnya, merujuk kepada gaya atau genre lagu yang tak dikenal" ("a true hybrid, conforming to no recognizable style or genre of song.") Harrison mulai tekun menjadi penulis lagu, dan 3 komposisinya mendapat tempat dalam album. Pada tahun 2003, Rolling Stone memberi peringkat ke-3 kepada Revolver sebagai salah satu album terbaik di sepanjang masa. Pada tur Amerika setelahnya, tak satupun lagu dari album ini dimainkan. Konser tanggal 29 Agustus di Candlestick Park, San Fransisco, merupakan tur internasional terakhir, menandai berakhirnya 4 tahun penuh konser yang telah melebihi 1.400 kali penampilan di seluruh dunia.
Bebas dari beban konser, keinginan untuk bereksperimen terpenuhi dengan mengerjakan album Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band mulai Desember 1966. Geoff Emerick mengingat "The Beatles bersikeras agar semua yang ada di Sgt. Pepper harus berbeda. Kami punya mikrofon tepat di bawah brass dan headfon dibuat menjadi mikrofon yang diunduh di biola. Kami menggunakan osilator kuno besar untuk mengubah-ubah kecepatan alat musik dan vokal, kami juga memotong tape jadi bebarapa bagian, bersama-sama bolak balik berputar-putar di jalur yang salah ("The Beatles insisted that everything on Sgt. Pepper had to be different. We had microphones right down in the bells of brass instruments and headphones turned into microphones attached to violins. We used giant primitive oscillators to vary the speed of instruments and vocals and we had tapes chopped to pieces and stuck together upside down and the wrong way round.") Bagian-bagian lagu A Day in the Life direkam dengan 40 puluh alat musik dalam sebuah orkestra. Hampir 700 jam diperlukan untuk menyelesaikannya. Pada Februari 1967, mereka pertama kali mengeluarkan double A-side non album dengan singel Strawberry Fields Forever"/"Penny Lane; Sgt. Pepper baru dirilis bulan Juni. Kompleksitas album yang diciptakan dengan teknologi rekaman 4-track ini mengundang musisi lain untuk mengungguli The Beatles. Dedengkot Beach Boys, Brian Wilson, di tengah krisis personal dan usahanya untuk menyelesaikan album Smile, setelah mendengar Strawberry Fields seperti mendapat "pukulan besar" dan segera meninggalkan semua usaha untuk bersaing. Sgt. Pepper mendapat pujian besar sebagai karya agung. Pada tahun 2003, Rolling Stone mendaftarkannya ke nomor satu dari 500 Album Terbaik Sepanjang Masa. Jonathan Gould berkomentar:
(sebuah hasil karya yang kaya, terus menerus, dan berlimpah dari kolaborasi para jenius dengan ambisi berani dan orisinalitas menakjubkan yang memperluas kemungkinan dan meningkatkan harapan akan jadi seperti apa pengalaman mendengarkan musik populer lewat album itu. Di dasar persepsi ini, Sgt.Pepper menjadi katalisator sebuah ledakan antusiasme massa terhadap album berformat rock yang dapat mengubah sisi estetika dan ekonomis bisnis rekaman, jauh melampaui ledakan pop awal dari fenomena Elvis tahun 1956 dan Beatlemania tahun 1963.)
(a rich, sustained, and overflowing work of collaborative genius whose bold ambition and startling originality dramatically enlarged the possibilities and raised the expectations of what the experience of listening to popular music on record could be. On the basis of this perception, Sgt. Pepper became the catalyst for an explosion of mass enthusiasm for album-formatted rock that would revolutionize both the aesthetics and the economics of the record business in ways that far outstripped the earlier pop explosions triggered by the Elvis phenomenon of 1956 and the Beatlemania phenomenon of 1963.)
Sgt. Pepper adalah album pop pertama yang menyertakan lirik lagu lengkap di bagian belakang sampulnya. Lirik lagunya juga menjadi bahan analisa dan spekulasi penggemar, contohnya "celebrated Mr K" dalam lagu Being for the Benefit of Mr.Kite! mungkin mencerminkan fiksi surealis penulis Franz Kafka. Kritik sastra Amerika dan profesor Richard Poirier menulis sebuah esai, "Belajar dari The Beatles" ("Learning from The Beatles"), setelah mengamati mahasiswanya yang mendengarkan musik The Beatles dengan perasaan iri. Poirier mengidentifikasi apa yang ia istilahkan dengan "mixed allusiveness" ("pengandaian campuran") dari lirik lagu mereka: "Tidak bijak selalu mengasumsikan bahwa mereka sedang melakukan satu hal atau mengekspresikan diri mereka dalam satu gaya saja…satu jenis perasaan tentang subyek yang tidak cukup…setiap perasaan yang dihasilkan seringkali muncul dalam konteks berbagai alternatif yang tampaknya saling bertentangan". ("It's unwise ever to assume that they're doing only one thing or expressing themselves in only one style ... one kind of feeling about a subject isn't enough ... any single induced feeling must often exist within the context of seemingly contradictory alternatives.”) McCartney mengatakan pada saat itu, "Kami menulis lagu. Kami tahu apa yang kami maksudkan. Tapi dalam satu minggu ada seorang yang mengatakan sesuatu tentang hal itu dan kau tak bisa menyangkalnya…Kau letakkan artimu sendiri pada tingkat dirimu ke lagu-lagu kami" ("We write songs. We know what we mean by them. But in a week someone else says something about it, and you can't deny it ... You put your own meaning at your own level to our songs".) Tak hanya lirik lagu, sampul album Sgt. Pepper's yang berisi berbagai gambar juga memicu ketertarikan dan analisis serius. Kumis lebat para personelnya segera jadi panutan gaya hippie. Sejarawan budaya Jonathan Harris menginterprestasi "kostum parodi militer yang berwarna meriah" ("brightly coloured parodies of military uniforms") mereka sebagai penampilan "anti otoriter dan anti penguasa" ("anti-authoritarian and anti-establishment").
Pada tanggal 25 Juni, mereka meluncurkan singel All You Need Is Love, kepada pemirsa televisi di seluruh dunia dalam Our World (tayangan televisi internasional), jaringan televisi global yang disiarkan langsung. Muncul di tengah-tengah Summer of Love, lagu itu dijadikan lagu resmi flower power. Dua bulan kemudian, mereka dikejutkan dengan berita yang mengantarkan karir mereka kepada titik akhir. Setelah diperkenalkan pada Maharishi Mahesh Yogi, mereka pergi ke Bangor untuk bermeditasi. Dalam perjalanan, asisten Brian Epstein Peter Brown menelpon untuk mengabarkan bahwa Epstein telah meninggal dunia. Koroner menyatakan kematian Epstein disebabkan overdosis, namun ada rumor lain yang mengatakan telah ditemukan catatan bunuh diri di antara barang-barangnya. Epstein diketahui sedang dalam keadaan emosi yang labil karena tertekan oleh masalah-masalah pribadi dan kondisi kerjanya dengan The Beatles. Ia meragukan bahwa The Beatles mungkin tidak akan memperpanjang kontrak manajemennya, yang akan selesai bulan Oktober, mungkin dikarenakan ketidakpuasan. Selain itu, ada pula masalah mengenai Seltaeb, perusahaan yang memegang hak penjualan di Amerika Serikat. Kematian Epstein mengakibatkan para personel The Beatles kehilangan pegangan dan tidak tahu akan melakukan apa nantinya. Lennon berkata: "saya tidak berpandangan buruk sedikit pun tentang kemampuan kami untuk melakukan apa saja selain bermain musik dan saya takut" ("I didn't have any misconceptions about our ability to do anything other than play music and I was scared.") Ia juga mengomentari kematian Epstein sebagai titik awal berakhirnya mereka: "saya tahu kami sedang dalam masalah…saya pikir, kami benar-benar dalam masalah sekarang" ("I knew that we were in trouble then ... I thought, We've fuckin' had it now.")
Magical Mystery Tour, White Album dan Yellow Submarine
Magical Mystery Tour, lagu latar film televisi The Beatles yang akan datang, muncul dalam format Album mini (EP) (extended play disc) dobel dengan 6 buah nomor lagu di awal Desember 1967. Di Amerika Serikat, 6 lagu itu dirilis dalam LP berjudul sama namun ditambahkan singel-singel terbaru. Allmusic berkomentar tentang versi LP Amerika, "suara psikedelik terdengar sangat bergema setelah album Sgt.Pepper dan bahkan lebih padat (terutama potongan-potongan suara dari "I Am the Walrus")" dan menyebut 5 lagu yang dipilih dari singel tahun 1967 "besar, semarak, dan inovatif ("huge, glorious, and innovative").
Album itu kembali mencetak rekor baru di Amerika Serikat sebagai penjualan LP terbanyak oleh Capitol dalam tiga minggu pertama. Disiarkan pada Hari Tinju (Boxing Day), film Magical Mystery Tour yang sebagian besar disutradarai oleh Paul McCartney, mendapat komentar kurang memuaskan dari media Inggris. Daily Express menyebutnya "blatant rubbish" ("sampah yang mencolok") dengan komentar "sebuah cuplikan panjang, kasar yang sangat banyak yang menampilkan orang-orang naik turun dan mengendarai bis" ("a great deal of raw footage showing a group of people getting on, getting off, and riding on a bus.") Sementara, The Daily Mail menyebutnya "kesombongan kolosal" ("a colossal conceit") dan Guardian berkomentar: "jenis permainan moral fantasi tentang kekotoran, kehangatan dan kebodohan penonton" ("a kind of fantasy morality play about the grossness and warmth and stupidity of the audience.") Akibatnya, film ini tak jadi diputar di Amerika. Pada bulan Januari, The Beatles memerankan figuran untuk film animasi Yellow Submarine, The Beatles dalam versi kartun fantasi. Dirilis pada bulan Juni 1968, Yellow Submarine mendapat sambutan baik disamping musiknya.
Lalu, LP dobel kembali dirilis, berjudul The Beatles yang dikenal sebagai White Album karena sampulnya kosong melompong. Karena pengarahan Epstein sudah tidak ada lagi, inspirasi kreatif untuk bahan album berasal dari pengalaman bersama Maharishi Mahesh Yogi yang mereka sebut sebagai guru. Di Rishikesh, India, tempat ashram Maharishi berada, The Beatles memproduksi banyak lagu, hampir 30 lagu yang direkam untuk album tersebut. Starr pulang setelah 10 hari, yang menyamakan sesi tersebut seperti Butlins (liburan berkemah di Inggris) dan McCartney juga akhirnya pulang sebulan kemudian karena bosan dengan prosedur Maharishi. Sementara itu, Lennon dan Harrison diberitahukan oleh Yanni Alexis Mardas alias Magic Alex, seorang teknisi elektronik bahwa Maharishi sebenarnya memanfaatkan The Beatles dan telah melakukan pelecehan seksual kepada siswi-siswinya. Mendengar hal itu, Lennon terpengaruh dan langsung memaksa Harrison yang tak percaya dan rombongan mereka pulang. Dalam kemarahannya, Lennon menulis lagu berjudul Maharishi, namun diganti menjadi Sexie Sadie. McCartney mengatakan "Kami membuat kesalahan. Kami pikir ada yang lebih dari dalam dirinya. ("We made a mistake. We thought there was more to him than there was.")
Dalam sesi rekaman album yang dimulai dari akhir Mei sampai pertengahan Oktober 1968, hubungan antara anggota The Beatles menjadi semakin renggang. Starr berhenti untuk sementara, menyebabkan McCartney yang harus menggebuk drum dalam beberapa nomor lagu. Masalah lain adalah hubungan percintaan antara John Lennon dengan artis garda depan Yoko Ono. Sudah menjadi persetujuan bersama sebelumnya di antara keempat personel untuk tidak membawa orang ke dalam studio. Lennon bersikeras membawa Ono dalam semua sesi rekaman, walau Harrison merasa tak senang. Kerja sama menulis lirik antara Lennon-McCartney tidak lagi dilakukan. Lennon semakin sering menilai rendah masukan kreatif McCartney dan menyebut komposisinya sebagai "musik nenek-nenek" ("granny music"). Bahkan menjuluki Ob-La-Di, Ob-La-Da "kotoran nenek-nenek" ("granny shit"). Berkomentar tentang sesi White Album, Lennon memberi kesimpulan tentang akhir grup mereka "tampak seperti kau mengambil semua lagu dan membuatnya jadi milikku dan milik Paul…hanya diriku dan grup yang mendukungku, Paul dan grup yang mendukungnya, dan aku menikmatinya. Kami bubar setelah itu" ("It's like if you took each track off it and made it all mine and all Paul's... just me and a backing group, Paul and a backing group, and I enjoyed it. We broke up then.") McCartney juga menyebut sesi itu sebagai awal dari perpecahan:"sampai titik itu, dunia adalah masalah, tapi kami tidak lagi “seperti yang selalu menjadi” hal terbaik tentang The Beatles" ("Up to that point, the world was a problem, but we weren't" which had always been "the best thing about The Beatles.") Dirilis bulan November, White Album adalah perilisan pertama album The Beatles dari Apple Records, label baru anak perusahaan Apple Corps yang dibentuk oleh grup itu setelah kembali dari India, memenuhi rencana Epstein untuk membangun perusahaan pajak yang efektif (tax-effective business structure). Album itu terjual lebih dari 4 juta keping di Amerika Serikat dalam waktu satu bulan dan lagu-lagunya ramai diputar di radio-radio Amerika. Walau sangat terkenal, album itu tidak mendapat komentar yang bernada memuji. Berdasarkan Jonathan Gould: "respons kritik…bervariasi dari campuran sampai datar. Kontras dengan Sgt.Pepper, yang membantu membangun seluruh genre kritisisme rock yang terpelajar, White Album tidak mengilhami tulisan kritik sedikit pun. Bahkan peresensi yang paling bersimpati sekalipun…benar-benar tidak tahu untuk membuat pencurahan tak berbentuk dari lagu-lagu itu. Hubert Saal dari Newsweek, melihat banyaknya parody, menuduh mereka main-main" ("The critical response... ranged from mixed to flat. In marked contrast to Sgt. Pepper, which had helped to establish an entire genre of literate rock criticism, the White Album inspired no critical writing of any note. Even the most sympathetic reviewers... clearly didn't know what to make of this shapeless outpouring of songs. Newsweek's Hubert Saal, citing the high proportion of parodies, accused the group of getting their tongues caught in their cheeks.")
Namun begitu, kritikan akhirnya membaik. Pada tahun 2003, Rolling Stone memasukkannya ke peringkat terakhir dari Sepuluh Album Terbaik Sepanjang Masa. Pitchfork memuji "besar dan berserakan, berlimpah dengan ide-ide dan kesenangan, dan dipenuhi dengan susunan materi yang sangat beragam...kelemahannya sama penting untuk membentuk karakternya sama seperti keberhasilannya" ("large and sprawling, overflowing with ideas but also with indulgences, and filled with a hugely variable array of material ... its failings are as essential to its character as its triumphs.") Allmusic berkomentar: "Sebenarnya, dua tokoh utama penulis lagu The Beatles tidak lagi sepaham, namun lain halnya dengan George dan Ringo" ("Clearly, The Beatles' two main songwriting forces were no longer on the same page, but neither were George and Ringo"), "Lennon menciptakan 2 buah lagu balada terbaiknya" ("Lennon turns in two of his best ballads"), lagu-lagu karya McCartney "menakjubkan" ("stunning"), Harrison tampaknya sudah menjadi "penulis lagu yang pantas mendapat pemberitaan" ("a songwriter who deserved wider exposure") dan komposisi Starr "sebuah kegembiraan" ("a delight").
Mulai saat ini, minat akan lirik The Beatles sudah jadi hal serius. Saat lagu "Revolution" yang ditulis Lennon dirilis sebagai singel pada bulan Agustus, mendahului White Album, pesannya tampak jelas: "bersihkan pikiranmu" ("free your mind"), dan "mengalahkanku" ("count me out" ), mengartikan bahwa penghancuran adalah alat untuk mendapatkan suatu tujuan. Namun di versi White Album dengan lagunya, "Revolution 1", ada penambahan kata "count me out…in", seperti menandakan perubahan perasaan. Namun sebenarnya singel Revolution direkam setelah White Album dan ada yang berpendapat bahwa bahwa lirik mereka mulai membenarkan kekerasan yang bersifat politis
LP Yellow Submarine akhirnya dirilis bulan Januari 1969, berisi 4 lagu yang sebelumnya tidak dirilis, adapula lagu utama Yellow Submarine, (sudah dimasukkan dalam Revolver), lagu All You Need is Love (dirilis sebagai singel dan LP Magical Mystery Tour di Amerika) dan 7 musik instrumental yang dikomposisikan oleh Martin. Karena kurangnya hal baru dalam album ini, Allmusic menyebutnya "kurang perlu" ("inessential") terkecuali lagu Harrison, It's All Too Much, yang dipuji sebagai "permata dari lagu-lagu yang baru... gemerlapan dengan Mellotron yang berputar-putar, perkusi yang sangat kencang dan gelombang pasang gitar arus balik…perjalanan seorang virtuoso ke dalam psikedelia lain yang tak jelas" ("the jewel of the new songs... resplendent in swirling Mellotron, larger-than-life percussion, and tidal waves of feedback guitar... a virtuoso excursion into otherwise hazy psychedelia".)
Abbey Road, Let It Be dan perpecahan
Walaupun Let It Be merupakan album terakhir The Beatles, sebagian besar lagunya direkam sebelum pengerjaan Let It Be. Sebenarnya diberi judul Get Back, Let It Be berasal dari ide Martin untuk McCartney: untuk menyiapkan material baru dan "menampilkannya di hadapan penonton secara langsung untuk pertama kalinya – dalam rekaman dan dalam film. Dengan kata lain membuat album langsung dari material baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya" ("perform it before a live audience for the very first time—on record and on film. In other words make a live album of new material, which no one had ever done before.") Sebagian besar material diolah studio selama berjam-jam seperti yang direkam dalam film oleh [Michael Lindsay-Hogg]]. Martin berkata bahwa reherseal dan perekaman yang dilakukan di sepanjang Januari 1969 itu "bukanlah pengalaman yang menyenangkan sama sekali. Saat itu merupakan waktu dimana hubungan antar-personel The Beatles mencapai titik terendah" ("not at all a happy ... experience. It was a time when relations between The Beatles were at their lowest ebb.") Jengkel oleh sikap Lennon maupun McCartney, Harrison berhenti selama satu minggu. Ia kembali dengan pemain keyboard Billy Preston yang berpartisipasi di 10 hari terakhir sesi rekaman dan diberi kredit pada singel Get Back-musisi lain di luar The Beatles yang satu-satunya menerima pengakuan resmi semacam itu dalam album mereka. Para personel The Beatles gagal mencapai kesepakatan untuk memilih lokasi konser dengan menolak beberapa konsep seperti di atas kapal laut, padang pasir Tunisia dan Colosseum. Akhirnya, pertunjukkan langsung terakhir mereka, bersama Preston difilmkan di atap gedung Apple Corps di 3 Savile Row, London pada tanggal 30 Januari 1969.
Teknisi bernama Glyn Johns bekerja berbulan-bulan membantu pengerjaan album Get Back sementara pada saat yang sama masing-masing personel mengurus hal lain. Konflik kembali memuncak berkaitan dengan semakin diperlukannya seorang penasihat keuangan sepeninggal Epstein. Lennon, Harrison dan Starr lebih memilih Allen Klein yang juga mengurus kontrak untuk The Rolling Stones dan grup musik Inggris lain di Amerika Serikat. McCartney menginginkan John Eastman, kakak Linda Eastman (kelak dinikahi McCartney pada tanggal 12 Maret, 8 hari sebelum pernikahan Lennon dan Yoko Ono). Tidak ada kesepakatan, jadi keduanya ditunjuk namun masalah semakin bertambah banyak.
John Lennon dan Yoko Ono saat sesi rekaman singel solo "Give Peace a Chance", 1969.
George Martin kaget saat McCartney menghubunginya untuk memproduksi album lain, berhubung sesi Get Back sudah seperti “pengalaman yang tidak menyenangkan" ("a miserable experience") dan berkata "akhir jalan dari kami semua…mereka telah menjadi orang-orang yang tak menyenangkan-bagi diri mereka sendiri maupun orang lain" ("thought it was the end of the road for all of us... they were becoming unpleasant people—to themselves as well as to other people.") Sesi rekaman Abbey Road mulai di akhir Februari. Lennon menolak format yang diajukan Martin untuk konsep "potongan musik yang bergerak terus menerus" ("a continuously moving piece of music"), dan menginginkan idenya sendiri agar lagu-lagu McCartney ditaruh di sisi album yang terpisah. Format akhir dihasilkan dengan lagu-lagu komposisi secara individu di side pertama dan side kedua berisi medley, hasil dari kompromi dengan McCartney. Pada tanggal 4 Juli, sementara pengerjaan album sedang dalam proses, singel solo pertama individu dirilis oleh Lennon "Give Peace a Chance", dengan kredit Plastic Ono Band. Penyelesaian lagu penutup Abbey Road "I Want You (She's So Heavy)" pada tanggal 20 Agustus 1969 adalah terakhir kalinya keempat personel bersama-sama dalam studio yang sama. Lennon keluar dari grup pada tanggal 20 September namun tidak mengumumkan kepada publik sampai masalah-masalah hukum bisa diselesaikan.
Dirilis setelah 6 hari keluarnya John, Abbey Road terjual 4 juta kopi dalam waktu 2 bulan dan menduduki puncak tangga lagu Inggris selama 11 minggu. Lagu kedua, balada Something, juga dirilis sebagai singel – lagu pertama dan satu-satunya karya Harrison yang muncul di side A The Beatles. Abbey Road mendapat beragam komentar dan bagian medley dapat diterima umum. Allmusic berkomentar: "a fitting swan song for the group" yang berisi "beberapa harmoni terbesar pernah yang didengar dari rekaman lagu rock" ("some of the greatest harmonies to be heard on any rock record".) MacDonald menyebutnya "erratic and often hollow": "Jika bukan karena masukan McCartney sebagai perancang Long Medley… Abbey Road akan kekurangan persamaan kesatuan dan pertalian yang membuatnya lebih baik daripada yang sebenarnya" ("Had it not been for McCartney's input as designer of the Long Medley... Abbey Road would lack the semblance of unity and coherence that makes it appear better than it is.") Martin mengatakan bahwa album ini merupakan terfavoritnya secara personal dari semua album The Beatles; Lennon mengatakan album itu "kompeten" ("competent") tapi "tidak punya kehidupan di dalamnya" ("no life in it"), dan sekali lagu mengejek lagu berjudul "Maxwell's Silver Hammer" dengan komentar "ada lagi musik Paul yang nenek-nenek" ("more of Paul's granny music"). Teknisi rekaman Geoff Emerick mengatakan bahwa penggantian tabung vakum audio mixer studio dengan yang bertransistor memproduksi suara yang kurang kencang, sehingga keempat personel sempat frustrasi dengan suara yang lebih kecil dan kurang dentuman.
Album Get Back masih belum terselesaikan, dan sebuah lagu ciptaan Harrison yang berjudul I Me Mine dijadikan sebagai lagu penutup direkam pada tanggal 3 Januari 1970. Pada saat itu, Lennon berada di Denmark dan tidak berpartisipasi. Untuk menuntaskan pengerjaan album yang sekarang sudah diberi judul baru Let It Be, March Klein memberikan rekaman tape sesi Get Back kepada produser Amerika Phil Spector. Dikenal akan pendekatan Wall of Sound-nya, Spector telah memproduseri singel solo Lennon baru-baru itu, Instan Karma. Phil Spector meremix, mengedit, menyambung dan meng-overdub (menambah suara) terhadap rekaman sebelumnya yang dimaksudkan bernuansa "live". McCartney tidak puas terhadap hasil kerja Spector terhadap material, terutama orkestrasinya terhadap lagu The Long and Winding Road yang mengikutsertakan paduan suara dan permainan 34 buah alat musik secara orkestra. McCartney mencoba menghentikan perilisan versi Spector namun tidak berhasil. Secara resmi ia mengumumkan keluar dari The Beatles pada tanggal 10 April, satu minggu sebelum perilisan album solo pertamanya, McCartney. Rekaman pre-rilis McCartney menyertakan surat pernyataan yang berisi keputusannya untuk keluar dari The Beatles dan harapan-harapannya di masa depan.
Pada tanggal 8 Mei, Let It Be yang diproduseri oleh Spector akhirnya dirilis. Singel penyerta The Long and Winding Road adalah singel terakhir mereka yang dirilis di Amerika Serikat, tapi tidak di Inggris. Film dokumenter Let It Be ikut menyusul dirilis pada bulan yang sama dan pada Academy Award tahun berikutnya memenangkan Academy Award for Best Original Score. The Sunday Telegraph mengeluarkan komentar negatif "sebuah film yang sangat jelek dan salah satu yang menyentuh…tentang keretakan sekeluarga bersaudara yang pernah tampak langgeng, menenangkan dan sempurna secara geometris" ("a very bad film and a touching one ... about the breaking apart of this reassuring, geometrically perfect, once apparently ageless family of siblings.") Lebih dari satu kritikus berkomentar tentang beberapa lagu yang terdengar lebih bagus di film daripada di albumnya sendiri. Melihat banyaknya nada negatif, cenderung mennghina, Allmusic berkomentar: "Secara keseluruhan dipandang rendah... McCartney secara khusus menghasilkan beberapa permata: Let It Be yang bernuansa gospel dan berisikan salah satu lirik terbaiknya; Get Back, salah satu karya rock-nya yang paling kencang; dan The Long and Winding Road-nya yang merdu, tapi dihancurkan oleh overdub tangan-berat Spector" ("on the whole underrated... McCartney in particular offers several gems: the gospel-ish 'Let It Be', which has some of his best lyrics; 'Get Back', one of his hardest rockers; and the melodic 'The Long and Winding Road', ruined by Spector's heavy-handed overdubs.") McCartney mengajukan gugatan untuk pembubaran The Beatles pada tanggal 31 Desember 1970. Namun begitu, perselisihan yang menyangkut masalah-masalah di dalamnya tidak berakhir sampai tahun 1975.
Setelah bubar (1970–kini)
1970-an
Lennon, McCartney, Harrison dan Starr masing-masing merilis album solo pada tahun 1970, selanjutnya ada beberapa kali kerja sama antar satu atau lebih orang mantan personel. Album Ringo Starr, Ringo (1973) adalah satu-satunya album yang berisi komposisi dan pertunjukkan keempat mantan personel, tapi dalam lagu yang terpisah. Berkolaborasi dengan Starr, Harrison menyelenggarakan The Concert for Bangladesh di New York City pada bulan Agustus 1971 dengan musisi India, Ravi Shankar. Selain dari jam session yang tak dirilis pada tahun 1974 (nanti dirilis sebagai bootleg dengan judul A Toot and a Snore in '74), Lennon dan McCartney tak pernah rekaman bersama lagi.
Dua LP dobel lagu-lagu terbaik The Beatles dikompilasikan oleh Allen Klein, 1962–1966 dan 1967–1970, dirilis pada tahun 1973, pertama kali lewat Apple Records. Secara umum dikenal sebagai Red Album dan Blue Album, masing-masing mendapat penghargaan Multi-Platinum certification di Amerika Serikat dan Platinum certification di Inggris. Antara tahun 1976 dan 1982, EMI/Capitol merilis gelombang album kompilasi The Beatles tanpa masukan dari mantan anggota band. Satu-satunya album yang menyertakan material yang tak terilis sebelumnya adalah The Beatles at the Hollywood Bowl (1977). Rekaman konser pertama The Beatles yang secara resmi dirilis tersebut berisi seleksi dari 2 penampilan The Beatles saat manggung di tur Amerika antara tahun 1964 dan 1965. Setelah rilis internasional album asli versi Inggris dalam bentuk CD pada tahun 1987, EMI menghapuskan kompilasi-kompilasi terakhir – termasuk the Hollywodd Bowl dari katalognya.
Musik dan ketenaran The Beatles yang masih tersisa secara komersil dieksploitasi dalam berbagai cara, di luar kendali mantan anggotanya. All This and World War II (1976) adalah film nonfiksi yang mengkombinasikan potongan berita Perang Dunia II dengan lagu latar The Beatles yang dinyanyikan oleh penyanyi lain. Musikal Broadway berjudul Beatlemania dipentaskan di awal tahun 1977 cukup sukses memainkan cerita tentang nostalgia The Beatles. The Beatles mencoba memboikot perilisan Live! at the Star-Club in Hamburg, Germany;1962 namun gagal. Album tersebut berisi kompilasi rekaman yang dibuat pada saat mereka sedang tampil di Hamburg, tapi direkam dengan tape dari mesin perekam menggunakan sebuah mikrofon. Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (1978), sebuah film musikal yang menampilkan Bee Gees dan Peter Frampton, gagal di pasaran dan dianggap "kegagalan yang artistik" ("artistic fiasco"). Pada tahun 1979, semua mantan anggota The Beatles menuntut produser Beatlemania dan mendapat ganti rugi satu juta dollar. Harrison berkomentar "Orang berpikir The Beatles seperti domain umum. Anda tidak bisa seenaknya mencomot material The Beatles" ("People were just thinking The Beatles were like public domain. You can't just go around pilfering The Beatles' material.")
1980-an
Lennon ditembak dan meninggal dunia pada tanggal 8 Desember 1980 di New York City. Sebagai ucapan personal, Harrison menulis All Those Years Ago, lagu tentang waktu-waktunya bersama The Beatles yang direkam sebelum kematian Lennon. Dengan istrinya Linda, McCartney berkontribusi dalam vokal latar, dan Starr pada drum. Lagu tersebut dinyanyikan ulang dengan lirik baru serta dirilis sebagai singel pada Mei 1981. Karya individu McCartney, Here Today, muncul dalam album Tug of War pada bulan April 1982. Pada tahun 1987, Harrison merilis album yang berjudul album Cloud Nine yang berisi When We Was Fab, sebuah lagu yang menceritakan masa-masa Beatlemania.
The Beatles diabadikan dalam Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 1988. Harrison dan Starr menghadiri upacara beserta janda Lennon, Yoko Ono dan dua putranya Julian dan Sean. McCartney batal datang dengan melakukan konferensi pers, "Setelah 20 tahun, The Beatles masih punya banyak selisih urusan yang saya harap dapat diselesaikan mulai sekarang. Sayangnya, mereka tidak mau, jadi saya merasa seperti seorang munafik yang melambaikan tangan dan tersenyum pada mereka dalam reuni palsu" ("After 20 years, The Beatles still have some business differences which I had hoped would have been settled by now. Unfortunately, they haven't been, so I would feel like a complete hypocrite waving and smiling with them at a fake reunion.") Tahun berikutnya, EMI/Capitol mengabulkan tuntutan The Beatles yang sudah puluhan tahun mengenai royalti dan memberikan label resmi terhadap material yang tak terilis sebelumnya.
1990-an
Live at the BBC, perilisan resmi pertama yang berisikan pertunjukkan The Beatles yang tidak dirilis dalam 17 tahun terakhir, akhirnya muncul di tahun 1994. Pada tahun yang sama, McCartney, Harrison dan Starr melakukan reuni untuk proyek The Beatles Anthology, yang sebenarnya sudah dikerjakan mulai akhir 1960-an oleh Neil Aspinall. Awalnya sebagai manajer perjalanan dan kemudian asisten personal The Beatles, Aspinall mulai mengumpulkan material untuk film dokumenter setelah ia menjadi direktur Apple Corps di tahun 1968. Mendokumentasikan sejarah The Beatles, proyek ini meliputi perilisan banyak rekaman-rekaman yang tak dirilis; McCartney, Harrison dan Starr juga menambah beberapa permainan alat musik dan vokal baru ke 2 lagu demo yang direkam Lennon di akhir 1970-an. Di tahun 1995 dan 1996, proyek tersebut menghasilkan 5 seri televisi, video volume-8 dan 3 set box CD (berisi 2). Dua lagu demo Lennon, Free as a Bird dan Real Love masing-masing dirilis lagi sebagai singel. Box CD menyertakan karya Klaus Voorman, sang kreator sampul album Revolver di tahun 1966. Penjualan mencapai kesukesasan besar dan seri televisinya telah ditonton lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia.
2000-an
1, sebuah kompilasi album dari tiap lagu nomor satu di tangga lagu Britania Raya dan Amerika Serikat dirilis pada tanggal 13 November 2000. Album tersebut menjadi album dengan penjualan tercepat sepanjang masa, pada minggu pertama mencapai 3,6 juta kopi dan lebih dari 12 juta kopi dalam 3 minggu di seluruh dunia. Di 28 negara, album tersebut menduduki tangga lagu di nomor satu, termasuk di Inggris dan Amerika Serikat. Pada April 2009, album ini telah terjual lebih dari 31 juta kopi dan menjadi album dekade yang paling laris di Amerika Serikat.
Harrison meninggal dunia karena kanker paru-paru pada tanggal 29 November 2001. McCartney dan Starr bersama musisi-musisi lain ikut mengadakan Concert for George yang diorganisasikan oleh Eric Clapton dan janda mendiang Harrison, Olivia. Konser diselenggarakan di Royal Albert Hall di hari peringatan satu tahun kematian Harrison. Selain lagu yang dikomposisikan untuk The Beatles dan karir solonya, konser itu juga mengikutsertakan musik tradisional India yang disukai Harrison dan ikut mempengaruhi warna musik The Beatles. Pada tahun 2003, Let It Be... Naked, versi baru dari Let It Be yang dikerjakan McCartney. Salah satu perbedaan utamanya dengan album asli adalah penghilangan aransemen alat musik gesek asli. Album ini masuk 10 besar dalam tangga lagu di Inggris maupun Amerika Serikat.
Lagu The Beatles digunakan sebagai lagu latar Cirque du Soleil Las Vegas. George Martin dan putranya Giles meremix dan menyambungkan 130 buah rekaman The Beatles untuk menghasilkan album berjudul Love, dengan cara "menghidupkan kembali semua periode musical The Beatles dalam peridoe yang sangat singkat" ("a way of re-living the whole Beatles' musical lifespan in a very condensed period"). Pertunjukkan tersebut dibuka secara resmi pada bulan Juni 2006 dan album Love dirilis pada bulan November. McCartney dan Starr menghadiri satu tahun acara dan muncul dalam acara Larry King Live bersama Ono dan Olivia Harrison. Pada tahun 2007, dikabarkan McCartney berniat menyelesaikan Now and Then, demo ketiga Lennon yang dikerjakan dalam sesi Anthology. Karya tersebut akan dikreditkan dengan komposisi Lennon/McCartney dengan penambahan versi baru, dan juga menyertakan lagu dengan gebukan drum oleh Starr dan rekaman gitar Harrison.
Pada bulan Maret 2008, pengacara The Beatles ditunjuk untuk mencegah distribusi rekaman-rekaman pertunjukkan Starr yang tak terilis pada saat pertunjukkan pertamanya di The Star Club, Hamburg pada tahun 1962. Pada bulan November, McCartney mendiskusikan keinginannya agar Carnival of Light, sebuah rekaman eksperimental berdurasi 14 menit yang direkam The Beatles di Studio Abbey Road pada tahun 1967 dapat dirilis secara resmi. McCartney mengadakan konser amal pada tanggal 4 April 2009 di Radio City Music Hall untuk David Lynch Foundation dengan penampilan berbagai musisi, termasuk Starr. The Beatles: Rock Band, sebuah video game musik dari serial Rock Band dirilis pada tanggal 9 September 2009. Pada hari yang sama, 12 buah album asli The Beatles yang sudah dipoles, Magical Mystery Tour dan kompilasi Past Masters dirilis secara bersamaan.
Pengaruh
Musisi-musisi yang mempengruhi The Beatles pada awalnya antara lain Elvis Presley, Little Richard dan Chuck Berry, yang lagu-lagunya dinyanyikan ulang lebih sering daripada karya musisi lain dalam pertunjukan-pertunjukkan mereka. Pada saat satu tempat tinggal dengan Little Richard di Star Club Hamburg dari April-Mei 1962, ia menyarankan pada mereka agar dapat membawakan lagu-lagunya dengan teknik yang lebih tepat. Tentang Elvis, Lennon mengatakan "Tidak ada yang benar-benar mempengaruhi saya sampai saya mendengar Elvis. Jika tidak ada Elvis, pasti tidak akan ada The Beatles" ("Nothing really affected me until I heard Elvis. If there hadn't been Elvis, there would not have been The Beatles".) Pengaruh-pengaruh lain didapat dari Buddy Holly, Eddie Cochran, Carl Perkins, Roy Orbison dan The Everly Brothers. The Beatles tetap menyerap pengaruh dari musisi lain jauh setelah mereka mendapatkan kesukesan awal, seringkali menemukan cara bermusik dan menulis lirik yang baru dengan mendengarkan karya-karya mereka seperti Bob Dylan, Frank Zappa, The Byrds dan The Beach Boys, dengan album tahun 1966-nya yang berjudul Pet Sounds membuat kagum dan menginspirasi McCartney. Martin mengatakan, "tanpa Pet Sounds, Sgt, Pepper tidak akan tercipta…Pepper adalah upaya untuk menyamai Pet Sounds" ("Without Pet Sounds, Sgt. Pepper wouldn't have happened... Pepper was an attempt to equal Pet Sounds.")
Genre
Berawal dari grup musik skiffle, The Beatles selanjutnya memainkan musik bergenre rock and roll 1950-an serta berbagai variasi musik pop. Karena luasnya gaya bermusik yang mereka mainkan, Lennon berkomentar mengenai album Beatles for Sale: "Kau bisa menyebut album baru kami sebuah LP country-dan-Western Beatles" ("You could call our new one a Beatles' country-and-western LP"), sementara Allmusic secara khusus memuji album Rubber Soul sebagai sebuah pengaruh besar dalam pergerakan musik folk rock. Dimulai dengan penggunaan kuartet alat musik gesek di lagu Yesterday, mereka mulai memasukkan unsur musik klasik.
Genre musik lainnya mulai diberikan pada tahun 1966 melalui lagu B-side di singel Paperback Writer yang berjudul Rain, didefinisikan oleh Martin Strong dalam The Great Rock Discography sebagai "the first overtly psychedelic Beatles' record" ("kelahiran pertama rekaman Beatles yang bernuansa psikedelik"). Di antara nomor psikedelik lainnya mulai direkam seperti Tomorrow Never Knows, Strawberry Fields Forever, Lucy in the Sky with Diamonds, dan I Am the Walrus. Pengaruh musik tradisional India muncul dalam lagu-lagu yang diciptakan Harrison seperti Love You To dan Within You Without You, yang menurut Gould, "to replicate the raga form in miniature". ("meniru raga dalam bentuk miniatur").
Dalam White Album semakin nampak kompleksitas dan ragam warna musik yang dikreasikan The Beatles secara individu antara lain ditunjukkan dari lagu Revolution 9, karya musique concrète ("musik konkrit") Lennon yang dipengaruhi oleh Yoko Ono; lagu country karya Starr yang berjudul Don't Pass Me By; lagu balada rock Harrison While My Guitar Gently Weeps; dan "proto-metal" McCartney, Helter Skelter.
[sunting] Kontribusi George Martin
Kedekatan George Martin dengan The Beatles sebagai produser membuatnya sebagai kandidat utama yang mendapat titel informal "fifth Beatle". (Beatle kelima). Ia mengarahkan untuk memberikan sentuhan musik klasik dalam berbagai cara, contohnya lagu Yesterday, merupakan salah satu idenya. Awalnya The Beatles kurang antusias dengan konsep tersebut namun akhirnya menjadi hal yang menguntungkan buat mereka. Menurut Gould:"as Lennon and McCartney became progressively more ambitious in their songwriting, Martin began to function as an informal music teacher to them" ("Saat Lennon dan McCartney semakin ambisius secara progresif dalam menulis lirik lagu. Martin mulai berfungsi sebagai guru musik yang informal bagi mereka.") Hal ini juga bertepatan dengan kesediaannya untuk bereksperimen menurut keinginan mereka – seperti menambahkan nuansa barok terhadap suatu lagu, dengan kata lain memfasilitasi perkembangan kreatif mereka. Selain mengaransemen orkestra, Martin juga sering berkontribusi memainkan piano, organ dan brass.
Berkomentar mengenai perekaman Sgt. Pepper, Martin berkata, "'Sergeant Pepper' itself didn't appear until halfway through making the album. It was Paul's song, just an ordinary rock number and not particularly brilliant as songs go ... Paul said, 'Why don't we make the album as though the Pepper band really existed, as though Sergeant Pepper was making the record? We'll dub in effects and things.' I loved the idea, and from that moment on it was as though Pepper had a life of its own." (Sergeant Pepper itu sendiri belum muncul sampai setengah jalan pembuatan album. Itu adalah lagu Paul, lagu rock biasa dan tidak cukup menarik seperti lagu lain… Paul berkata , ‘ kenapa tidak kita buat albumnya seakan-akan band Pepper benar-benar ada, seolah-olah Sergeant Pepper yang membuat rekamannya? Kita akan tambahkan efek dub dan hal-hal lainnya.’ Saya suka idenya dan dari sejak itu seolah-olah Pepper mempunyai nyawanya sendiri.") Mengingat betapa kuatnya lagu itu dibanding komposisi Lennon, Martin berkata: "Compared with Paul's songs, all of which seemed to keep in some sort of touch with reality, John's had a psychedelic, almost mystical quality ... John's imagery is one of the best things about his work—"tangerine trees", "marmalade skies", "cellophane flowers" ... I always saw him as an aural Salvador DalÃ, rather than some drug-ridden record artist. On the other hand, I would be stupid to pretend that drugs didn't figure quite heavily in The Beatles' lives at that time. At the same time they knew that I, in my schoolmasterly role, didn't approve ... Not only was I not into it myself, I couldn't see the need for it; and there's no doubt that, if I too had been on dope, Pepper would never have been the album it was" ("Dibandingkan dengan lagu-lagunya Paul, yang semuanya karyanya tampak menjalin sentuhan dengan kenyataan, lagu John berkarakter psikedelik, kualitasnya hampir mistis... Perumpamaan John adalah salah satu yang terbaik dalam-dalam karyanya-"tangerine trees", "marmalade skies", "cellophane flowers" ...Saya selalu melihatnya sebagai Salvador Dali aural, daripada seorang artis rekaman yang kecanduan narkotika. Di sisi lain, saya pasti bodoh jika pura-pura tidak tahu bahwa narkotika tidak turut berpengaruh besar dalam kehidupan The Beatles pada saat itu. Pada saat yang sama mereka mengetahui bahwa, dalam peran sebagai kepala sekolah, saya tidak setuju…Bukan hanya saya tidak menggunakannya, saya tak melihat perlunya hal itu; sudah nyata, jika saya juga kecanduan, Pepper tidak akan pernah menjadi album yang besar.")
Di Studio Abbey Road (2007)
The Beatles memanfaatkan teknologi secara inovatif dan memperlakukan studio itu sendiri sebagai instrumen. Mereka meminta Martin dan teknisi rekaman bereksperimen atau mencoba hal baru yang "mungkin bisa menghasilkan suara bagus". Pada saat yang sama mereka juga memanfaatkan kejadian-kejadian tertentu secara kreatif seperti feedback gitar yang tak disengaja, resonansi botol gelas atau suara kaset yang diputar terbalik. Hal-hal seperti ini didukung oleh tangan dingin Martin dan teknisi EMI seperti Norman Smith, Ken Townsend dan Geoff Emerick yang semuanya berkontribusi besar mulai album Rubber Soul, khususnya Revolver dan seterusnya. Dengan banyak akal dalam studio didapatkan metode efek suara, penempatan mikrofon yang tidak biasa, rekaman tape, double tracking, dan vari speed. Mereka juga memadukan alat musik gesek, brass, dan alat musik India seperti sitar (bisa didengar di lagu Norwegian Wood (This Bird Has Flown)) dan swarmandal (di lagu Strawberry Fields Forever). Mereka juga menggunakan alat musik elektronik seperti mellotron (di intro Strawberry Fields Forever) dan clavioline (di lagu Baby, You're a Rich Man).
Diskografi
Langganan:
Postingan (Atom)